In Your Arm ( Kinal x Sinka )

1.2K 252 33
                                    

Kinal' s POV

"Kak, aku mau ke pantai" Aku menoleh, memperhatikan wajah memelas gadis yang kini bersandar pada kepala ranjang. Wajahnya terlihat begitu pucat.

"Kamu harus banyak istirahat Dut" sahutku, memperbaiki letak selimutnya.

"Sekali aja, please..." aku mengalihkan pada wanita di sofa, meminta jawaban atas permintaan sang adik. Ia mengangguk, pertanda mengizinkan. Namun bisa kulihat jelas rasa khawatir di wajahnya.

"Tapi bentar aja ya?"

"Iya, aku cuma mau liat sunset bareng kakak" sku mengusap lembut pipinya yang semakin tirus.

"Kamu ganti baju dulu ya, kakak mau izin ke dokter dulu"

***

Perlahan ku dorong kursi roda Sinka, menyusuri trotoar di pinggir pantai. Sejak tadi Sinka tak henti berbicara, mengungkapkan betapa senangnya ia bisa kembali ke sini. Ya, dulu aku memang sering mengajaknya ke pantai.

"Kak, aku mau duduk di sana" ia menunjuk kursi kayu yang menghadap langsung ke pantai. Segera ku dorong kursi rodanya menuju kursi itu.

Ku angkat tubuh Sinka dengan hati-hati.

"Kamu harus banyak makan deh Dut, masa sekarang kamu ringan banget" godaku, membuatnya terkekeh.

"Pipi kamu tuh lebih cocok kalo chubby gitu, enak dicium-cium" ucapku lagi, sambil memegang kedua pipinya.

"Jadi kalo sekarang nggk mau dicium?" Tanyanya, kali ini aku yang yang terkekeh.

Cup...

Kudaratkan satu kecupan singkat di pipi kirinya.

"Ya mau dong, masa rejeki ditolak" ia langsung memukul bahuku mendengar jawaban itu.

Semakin sore, embusan angin terasa semakin kencang. Aku melepaskan jaket, lalu memakaikannya pada tubuh kecil Sinka.

"Kakak inget nggk besok hari apa?"

"Minggu" jawabku asal, lagi-lagi ia memukul bahuku.

"Dasar tua, pikun. Besok itu tepat satu tahun kita jadian kakak!" Kesalnya, membuatku terkekeh.

Kuraih tangan kirinya, lalu mengusap cincin yang melingkar di jari manisnya.

"Iya, kakak tau. Mana mungkin kakak lupa sama tanggal jadian kita. Kakak udah siapin hadiah spesial buat kamu"

"Apa kak?" Tanyanya sumringah

"Rahasia, nggk surprise dong kalo kamu tau"

"Ihh dasar pelit" ia menarik tangannya, lalu bersedekap dada. Wajah kesalnya membuatku sangat gemas.

Kudekap tubuhnya, membuatnya menyandarkan kepala di bahuku. Tangannya kini melingkar erat di pinggangku.

Kami sama-sama terdiam, menikmati suasana sore pantai yang begitu menenangkan.

"Kak, aku jahat ya?" Pertanyaannya membuatku mengerutkan dahi.

"Aku egois kan kak?"

"Ssttt... kamu ngomong apa sih Dut, kamu nggk jahat"

"Masa? Aku udah ngerebut kakak dari kak Naomi. Aku jahat banget, suka sama pacar kakak aku sendiri. Dan dengan egoisnya aku ingin memiliki kak Kinal" seketika aku terpaku mendengar ucapannya.

Memang benar, aku dan Naomi sudah bersama selama empat tahun. Naomi sangat dekat dengan keluargaku, begitu pun sebaliknya. Semuanya berjalan baik-baik saja, hingga saat itu tiba. Saat dimana Sinka mengungkapkan perasaannya padaku. Awalnya aku bingung, tak berani memberitau Naomi perihal itu.

Kinal's One ShootTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang