Mrs ( Kinal x Veranda )

3.1K 357 80
                                    

Kinal's POV

Speed boat ini melaju begitu kencang, membelah ombak di lautan Lombok. Tanganku masih bertaut erat dengan tangan Veranda. Tak lepas hingga kini. Dermaga di ujung sana sudah terlihat, artinya sebentar lagi kami akan sampai.

Kami langsung turun begitu sampai di dermaga hotel, pak Rido membawakan satu koper besar berisi pakaianku dan Veranda.

"Mari mbak Kinal, mbak Veranda, lewat sini" hanya perlu berjalan kaki selama lima menit hingga sampai di hotel tempat kami menginap. Karena segala urusan administrasi telah ku bereskan sebelum kesini, jadi kami hanya mengambil kunci lalu diantar menuju kamar.

Aku sudah beberapa kali menginap di hotel ini, jadi selalu memesan kamar yang sama. Menurutku dari kamar inilah pemandangannya paling pas, langsung menghadap pantai.

Kini Veranda mulai membuka koper dan memasukan baju ke dalam lemari, sedang aku hanya memandanginya yang sangat telaten memindahkan baju-baju itu.

"Istirahat dulu sayang, beres-beresnya nanti aja"

"Biar cepet rapi ih, nanti kan tinggal jalan-jalan doang" wanita ini memang tak suka menunda-nunda pekerjaan. Merasa ngantuk, kini kesadaranku mulai hilang perlahan.

***

"Hey, wake up sleepy head" kecupan singkat di pipi membuatku tersadar, wajah cantik Veranda langsung terpampang ketika aku membuka mata. Percayalah, melihat wajah seorang yang kau cintai ketika bangun tidur adalah suatu hal yang sangat menyenangkan.

"Udah sore, mandi gih" aku baru sadar, Veranda masih mengenakan jubah mandi dan rambutnya masih terlihat basah.

"Kok mandi duluan?"

"Hahaha ntar kalau nungguin kamu lama, mandinya juga jadi makin lama" ia beranjak lalu berjalan menuju lemari, mengeluarkan pakaian yang hendak dikenakan.

Tak butuh waktu lama untuk mandi, aku keluar dan segera mengenakan pakaian yang telah disiapkan Veranda untukku. Celana pendek dan hawaian shirt berwarna putih, dengan corak pohon kelapa.

"Kita jalan kaki atau mau pake sepeda?" Aku menoleh pada Veranda yang mendekat, terlihat sangat cantik dengan dress pantai berwarna putih.

"Jalan kaki aja"

Kami berjalan santai, menapaki pasir putih yang nampak sangat bersih. Satu hal yang paling kusukai dari pulau ini adalah tak ada polusi. Hanya ada dua transportasi di sini, sepeda dan cidomo. Ah, seandainya udara Jakarta seperti ini.

Sejak tadi Veranda sibuk memotret pemandangan dengan kamera mirrorless yang menggantung di lehernya, sesekali ia juga memotretku. Menjadikanku model dadakan dan memintaku bergaya sesuai keinginannya, ku turuti saja.

"Bentar lagi sunset nih, kita ke sana yukk" ia menarik tanganku, berjalan tergesa hingga kami sampai di sebuah ayunan. Wajah Veranda terlihat sangat sumringah, ia mulai duduk lalu memberi isyarat agar aku duduk di sampingnya.

Warna langit berubah jingga, matahari perlahan turun dari tahtanya. Sedari tadi kami terdiam, terlalu menikmati keindahan yang tercipta di hadapan kami.

"Aku suka banget liat sunset" aku menoleh, ternyata Veranda juga sedang memandangiku. Membuatku tersenyum melihatnya.

"Aku juga suka"

"Suka apa?"

"Kamu"

"Hahahaha udah yuk, waktunya dinner nih"
Tak jauh dari ayunan tadi, kini kami sudah berada di restoran hotel. Sebenarnya ayunan itu juga milik hotel, jadi hanya bisa diakses oleh tamu hotel.

Kinal's One ShootTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang