It's You V ( Kinal x ?)

2K 293 49
                                    

Kinal's POV

"Menurut lo Ve bakal suka nggak sama hadiah ini?" Tanyaku sambil  memperhatikan pekerja yang mengangkut rak buku berukuran raksasa itu.

"Kalau menurut gue sih dia bakal suka."

Aku mengangguk mendengar jawaban Viny. Ia beranjak dari sofa, memberi instruksi pada pegawainya agar meletakkan semua furniture sesuai dengan design-nya.

Aku memang memintanya untuk mendekor ulang living room di rumahku. Kali ini adalah hadiah untuk Veranda. Bingung harus memberinya apa, akhirnya aku memutuskan untuk membuat sebuah rak buku berukuran raksasa untuk menyimpan ratusan koleksi bukunya sebagai hadiah.

Aku selalu menyukai design buatan Viny, bukan semata-mata karena ia sahabatku. Tapi memang ia sangat berbakat, selain itu juga ia sudah sangat paham dengan seleraku. Jadi aku tak perlu repot-repot menjelaskan panjang lebar bagaimana design yang kuinginkan.

Aku masih betah memandanginya yang dengan cekatan menyusun buku-buku itu ke dalam rak yang sudah terpajang. Rambut pendeknya diikat asal, membuat beberapa helaian rambut menutupi wajahnya.

"Nal, bantuin kek!" Kesalnya, membuatku terkekeh, menghampiri dan membantunya menyusun buku-buku itu.

***

Pukul empat sore, semuanya telah rapi, sesuai dengan keinginanku. Acara ulang tahun Veranda akan dimulai pukul delapan malam, jadi masih ada waktu untuk istirahat sejenak. Jangan bayangkan acaranya akan mewah dan dihadiri banyak orang. Aku tak terlalu suka acara seperti itu. Acara malam ini hanya akan dihadiri oleh orang tuaku dan Veranda, serta saudara dan teman-teman dekat saja.

Aku mengambil dua kaleng coke, berjalan menuju kolam renang. Kuhampiri Vini yang tengah duduk di sofa rotan yang berada persis di samping kolam, ia sedang melamun.

"Nih minum." Ia sedikit kaget, mengambil sekaleng coke yang kusodorkan. Aku ikut duduk di sampingnya, memperhatikan wajah sampingnya yang masih diam. "Lo kenapa Vin? Ada masalah?"

Ia menoleh, tersenyum tipis lalu kembali melempar pandangan pada kolam. "Gue bingung," lirihnya.

"Bingung kenapa?"

"Gio ngelamar gue." Aku masih diam, membiarkannya mengeluarkan hal yang membuatnya terus melamun seharian ini. "Gue bingung harus jawab apa Nal."

"Lo nggak cinta sama Gio?"

"Entahlah."

"Lo udah dewasa Vin, wajar kalau Gio ngelamar lo. Lagian, keluarga kalian juga udah saling kenal kan. Gue rasa emang udah saatnya buat ngelangkah lebih jauh."

Viny menatapku, ada kekecewaan terpancar di wajahnya. "Template banget Nal. Padahal gue berharap bukan kata-kata itu yang keluar dari mulut lo."

Aku mengerutkan dahi, apakah aku salah berkata demikian?

"Maaf Vin, tapi gue cuma mau lo bahagia."

"Dan lo pikir gue bakal bahagia nikah sama orang yang bahkan sampai saat ini belum bisa gue cintai?"

Aku bungkam, tak tau harus menjawab apa. Aku memang tak seharusnya berkata demikian, sahabat macam apa aku ini. Harusnya aku lebih bisa memahami perasaan Viny.

Kinal's One ShootTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang