Affair 7.0

2.1K 334 124
                                    

Jakarta, 2013

Kinal's POV

Suara ponsel membuyarkan fokusku yang tengah menyetir. Melody mengambil ponselku di dashboard.

"Siapa?" Tanyaku

"Veranda" aku langsung mengerutkan dahi, untuk apa lagi wanita itu menghubungiku.

"Biarin aja, aku lagi males nerima telpon dari siapa pun"

"Siapa tau penting Nal, aku aja yang angkat ya?" Aku mengangguk.

"Halo Ve"

"...."

"Kecelakaan?!" Aku langsung menginjak rem mendengar ucapan Melody.

"Oke oke, aku sama Kinal ke sana sekarang"

"Nal, Brandon kecelakaan" aku langsung memutar arah menuju rumah sakit. Kulajukan mobil dengan kecepatan tinggi. Pikiranku hanya tertuju pada Brandon, aku ingin segera melihat keadaannya.

***

Aku dan Melody berjalan cepat menghampiri Veranda yang tengah duduk di kursi dekat ruang Operasi.

"Gimana Brandon?" Tanyaku

"Kinal..." Veranda langsung memelukku erat. Tangisannya semakin kencang. Aku mengusap punggungnya untuk menenangkan.

"Aku takut Brandon kenapa-napa Nal, aku takut..."

"Hei tenang, kita berdoa aja buat Brandon. Ada aku sama Melody nemenin kamu di sini" kuusap lembut air mata di pipinya.

"Maaf, kalian keluarga pasien?" Seorang perawat datang menghampiri kami.

"Iya Sus, saya sodaranya"jawabku

"Mbak bisa ikut saya untuk urus administrasi?" Aku mengangguk, lalu mengalihkan pandangan pada Veranda yang tengah dipeluk oleh Melody.

"Mel, kamu temenin Ve ya. Aku ngurus administrasi dulu"

"Iya sayang"

Setelah mengurus administrasi,  aku kembali menghampiri Veranda dan Melody di depan ruang Operasi. Masih dengan posisi tadi, Melody memeluk Veranda, sesekali mengusap kepalanya.

Tepat saat aku sampai di depan pintu ruang Operasi, seorang dokter dan dua orang perawat keluar dari ruangan. Veranda langsung berdiri melihat itu. Ia terlihat sangat khawatir.

"Dok gimana keadaan pacar saya?" Tanya Veranda.

"Operasinya berjalan lancar. Tinggal menunggu pasien sadar, posisi tulang bahunya sedikit bergeser karena benturan yang cukup keras. Jadi untuk beberapa bulan ke depan, pasien harus menjalani terapi untuk memulihkan keadaannya" aku mengembuskan napas lega mendengar penjelasan dokter.

"Oh iya, sebentar lagi pasien bisa dipindahkan ke ruang rawat inap. Saya permisi dulu"

"Terimakasih Dok" ucapku, lalu dokter dan kedua perawat itu meninggalkan kami.

***

Aku menyandarkan tubuh pada sofa. Baru saja aku menghubungi orang tua Brandon. Mereka sangat kaget mendengar kabar mengenai kecelakaan Brandon, tapi aku berusaha menenangkan. Aku memberitau mereka bahwa Operasi Brandon berjalan lancar. Besok mereka mengambil flight paling pagi dari Tokyo. Ya, kedua orang tua Brandon sudah seminggu di sana, bussiness trip.

Kinal's One ShootTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang