Feeling 13 - Separate?

1.9K 273 28
                                    

Tasya's POV

"Awas gosong tuh, cepetan balik" ucap Sera, buru-buru aku membalik adonan hash brown yang satu sisinya sudah matang.

Kuperhatikan Sera yang begitu santai menggoreng ayam, terlihat sangat cekatan. Berbanding terbalik denganku yang masih sangat kaku, harus menunggu instruksi Sera dulu baru tau langkah-langkah yang harus kulakukan.

Suara kekehan Sera membuatku menoleh padanya, memang ada yang lucu?

"Kenapa sih ketawa-ketawa?" Tanyaku

"Lucu aja ngeliat lo masak gini. Dulu lo nggak pernah mau berurusan sama dapur. Efek si Kinal gede banget ya ke elo"

Benar juga kata Sera, dulu aku tak pernah mau berurusan dengan dapur. Paling mentok masak mie instant. Sejak ada Kinal, aku jadi sering memasak untuknya. Ya, walau masih harus didampingi Bibik atau Sera. Bahkan sekarang aku jadi sering nonton video tutorial masak di youtube.

"Udah mateng Sya, angkat aja"

Kuambil piring yang telah dilapisi tisu di samping kompor, memindahkan empat potong hash brown yang sudah matang ke atas piring.

"Padahal cuma goreng ginian doang, kok capek ya?"

"Makanya jadi cewek tuh harus jago di dapur, biar nanti pasangan lo betah di rumah. Jadi nggak perlu makan di luar" timpalnya, seraya menata ayam goreng di atas piring.

"Ya ini juga lagi belajar"

Kuambil dua potong ayam dari piring yang tadi ditata Sera, memindahkannya ke piring berisi hash brown buatanku. Maksudku, buatan Sera yang tadi kugoreng. Ah tapi sama sajalah, kan aku juga turut andil menggoreng, jadi itu buatanku juga.

"Lo mau pake saos tomat atau sambel?" Sera mengangkat dua botol saos di kedua tangannya.

"Yang sambel aja, Kinal nggak suka saos tomat"

Sera menuangkan saos ke dalam mangkuk kecil, lalu menyerahkannya padaku.

Kini hash brown, ayam goreng beserta saosnya sudah siap untuk dihidangkan. Aku tersenyum melihat masakan di hadapanku. Terlihat begitu menggiurkan. Ah, beruntung sekali punya teman seperti Sera. Sudah cantik, pengertian, jago masak pula.

"Gue ke kamar Kinal dulu ya, thankyou ma lovely bestie"

Aku meninggalkan Sera yang hanya geleng-grleng kepala setelah kudaratkan kecupan di pipinya tadi.

Kubuka pintu kamar Kinal perlahan. Mendapatinya yang terlihat begitu serius di depan laptop, saking fokusnya ia bahkan tak menyadari kedatanganku.

"Belum jadi videonya?" Tanyaku, ia menoleh, membuka headset yang melekat di telinganya.

"Kenapa Sya?"

"Videonya belum jadi?" Tanyaku lagi, ia menggeleng.

"Masih tujuh puluh persen. Kayaknya ntar malem kelarnya. Besok siang harus udah upload youtube soalnya"

Kuletakkan piring di atas meja, berjalan mendekatinya. Kulingkarkan kedua tangan di lehernya, memberi kecupan singkat di pipinya.

Ia melanjutkan pekerjaan, masih dengan posisi sama. Aku yang betah memeluknya dari belakang, sesekali tangannya mengusap lembut tanganku. Ah, rasanya sangat menyenangkan.

Kinal's One ShootTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang