Kiss Mark ( Kinal x Veranda )

6.2K 475 42
                                    

Kinal's POV

Jakarta sore, selalu padat oleh kendaraan. Membuat siapapun di dalamnya ingin segera keluar. Jika bukan karena Aaron, mungkin aku tidak akan rela terjebak dalam kemacetan ini.

Sebenarnya perjalanan dari rumahku ke rumah Aaron hanya perlu waktu 30 menit, tapi karena memang ini adalah jam pulang kantor ya beginilah. Satu jam berlalu dan masih setengah perjalanan.

Merasa bosan, aku memutuskan untuk menelpon Melody. Lumayan kan menemani perjalanan.

"Hallo ?"

"Hai Mel, ganggu nggk nih ?"

"Ohh nggk kok Nal, ada apa ?"

"Temenin gue ngobrol ya, bosen nih, macet"

"Yahh, kasian banget gue, cuma dijadiin temen ngobrol pas macet"

"Yee nggk gitu kali, lo kan yang paling pengertian. Makanya gue telpon lo"

"Hahaha iya gue becanda, nanti malem jadi kan?"

"Liat nanti deh Mel, masih capek gue gegara yang kemaren"

***

Tak terasa aku sudah memasuki komplek perumahan Aaron, ngobrol dengan Melody memang selalu asyik. Jadi tidak bosan di jalan.

Satpam rumah ini sudah hafal dengan mobilku, ia langsung membukakan gerbang. Aku diam di dalam mobil, tak berniat turun ataupun masuk ke dalam rumah. Ku kirimkan chat ke Aaron agar dia keluar rumah.

Kinal x Aaron (WA)

"Keluar, kk udah di depan"
                                                                 "Siap bos"

Tak lama Aaron keluar dari dalam rumah dan langsung masuk ke dalam mobil.

***

Di jalan Aaron bercerita banyak hal, biasalah remaja tanggung. Sedang dalam masa puber, kebanyakan ceritanya tentang wanita yang sedang dekat dengannya.

"Di rumah nggk ada orang Ron?"

"Iya kak, mama lagi pergi arisan, papa belum pulang kantor, kalo kak Ve...."
Aaron menggantungkan kalimatnya

"Kak Ve?" Tanyaku

"Cieeee penasaran ya" Dasar anak kecil, suka sekali menggodaku

"Kak Ve tadi dijemput sama kak Adyth, nggk tau deh kemana"

Sebenarnya hatiku masih sedikit sakit mendengarnya, tapi ya sudahlah. Dia hanya masa lalu. Jadi untuk apa aku memikirkannya.

***

Dua kantong belanjaan berisi sepatu basket sudah di tangan, satu punyaku dan satu punya Aaron. Aku membelikan sepatu basket sebagai hadiah karena dia berhasil menjadi MVP di turnamen basket antar SMP se-Jakarta

Aku yang mengenalkannya pada dunia basket, sejak umur tujuh tahun, ia sering ku ajak bermain di lapangan basket komplek. Hingga ia tergila-gila pada basket dan berhasil masuk tim basket sekolahnya. Ada kepuasan tersendiri melihatnya seperti saat ini.

"Kak, aku laper" rengeknya

"Yaudah yuk makan dulu, kakak juga udah laper"

Kinal's One ShootTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang