Lagi-lagi Sweet Talk

1.4K 217 31
                                    

Kinal's POV

"Kok sepi Kak? Orang rumah pada kemana?" Tanya Gracia, kutarik tangannya masuk ke dalam rumah.

"Ada acara di rumah Tanteku. Yuk masuk"

"Eh ini sepatu aku nggak perlu dilepas?" Tanyanya, kubalas dengan gelengan.

"Nanti ajalah di atas. Kita ke kamar aku aja yuk"

Aku mengambil beberapa snack juga dua minuman kaleng di dapur, menyerahkan beberapa pada Gracia. Ia mengikuti di belakang, terlihat kesusahan membawa beberapa bungkus snack yang berukuran cukup besar. Kubiarkan saja, itu membutnya terlihat lucu.

Sampai di dalam kamar, Aku meletakkan minuman kaleng di meja komputer, diikuti Gracia yang juga melakukan hal yang sama.

Ia menjatuhkan tubuhnya di kasur, menghela napas lega. Sepertinya kuliahnya hari ini cukup melelahkan.

"Capek ya?" Tanyaku, ia mengangguk.

Aku duduk di sampingnya, memperhatikannya yang kini memejamkan mata.

"Sini rebahan di paha aku" pintaku, ia pun mengikuti. Ia mengeluarkan ponsel dari dalam tasnya, mulai memainkannya. Aku mengusap rambutnya lembut, sesekali mencium keningnya dengan sayang.

Beberapa kali ia tertawa, membuatku penasaran, apa yang membuatnya tertawa. Aku  mengintip ke layar ponselnya, mendapati fotoku di sana. Ternyata ia mengambil fotoku secara diam-diam.

Aku langsung merebut ponselnya, membuatnya terkejut, langsung bangun dari tidurnya.

"Hahaha ketauan ya kamu, nakal banget"

"Ihh enggak hahahha balikin hp aku Kak"

Ia terus berusaha meraih ponselnya dari tanganku, namun aku terus menjauhkannya.

"Hahaha ambil aja kalau bisa"

"Ihh Kakak siniin hp akuuu!!"

"Enggak, aku mau hapus foto yang tadi dulu"

"Kak Kinal ihh siniiiin"

Ia terus berusaha meraih ponselnya, sampai aku berhasil memasukkan ponselnya ke dalam saku celanaku. Aku mendorongnya hingga tertidur.  Kugelitiki perutnya tanpa ampun. Membuatnya tertawa, juga bertiak, memintaku untuk berhenti menggelitikinya.

"Hahaha Kak udah hahahah"

"Bilang ampun dulu"

"Hahaha ampunn haha ampuun" ucapnya, aku berhenti menggelitikinya.

Napasnya terengah, seperti orang yang baru saja selesai maraton. Aku tersenyum menatapnya yang terlihat begitu menggemaskan, juga cantik dalam waktu bersamaan.

Kuusap lembut wajahnya. Menatapnya semakin dalam.

"Gre..."

"Kak...."

Aku mendekatkan wajah. Detak jantungku terpacu, bersamaan dengan wajahku yang semakin dekat dengannya. Pandanganku tertuju pada bibirnya.

"Tunggu Kak" ucapnya, menutup bibirku yang sedikit lagi menyentuh bibirnya.

"Kenapa?" Tanyaku bingung

"Aku nggak bisa" ucapnya, lalu bangun dari tidurnya.

"Nggak bisa apa?" Heranku

"Ya yang tadi. Aku nggak bisa ngelakuin itu"

"Ciuman maksud kamu?"

Ia mengangguk.

"Kan biasanya juga gitu Gre" sahutku, karena sebelumnya ia tak pernah menolak atau keberatan jika kami berciuman.

"Tapi yang tadi beda Kak"

"Beda apanya?"

"Kalau posisi kita kayak tadi, pasti nanti bakal lanjut sampe hal yang lebih jauh" ucapnya, membuatku semakin bingung.

"Ya enggaklah sayang, mana mungkin aku ngelakuin itu sama kamu"

"Mungkin aja Kak. Aku takut nanti kejadiannya kayak Dara"

Sungguh aku semakin bingung dibuatnya. Kejadian apa maksudnya? Lalu siapa Dara?

"Aku nggak ngerti deh sayang kamu ngomong apaan"

"Ishh Kakak nih otaknya lambat banget deh"

Hei! Tolong ya, kalau bukan pacarku, sudah kubawakan dia cermin. Biar sadar, kalau yang suka lambat berpikir itu dia.

"Kamu inget Kyla temen kuliah aku nggak?"

"Iya, terus?"

"Dia itu punya adek, Dara namanya. Adeknya masih SMA, tapi udah hamil"

"Hah beneran?"

"Iya, awal kenapa dia bisa hamil itu, kejadiannya persis banget kayak kita tadi. Makanya aku jadi takut"

"Trus trus sekarang gimana si Dara?"

"Udah lahiran. Anaknya dirawat sama suaminya, si Bima. Si Dara ngelanjutin kuliah di Korea"

"Lahh trus si Bima ditinggal dong?"

"Iya. Kasian ya"

"Iya, kas-"

Heiiii!!! Kenapa aku jadi ikut-ikutan Gracia! Kenapa juga aku jadi kepo tentang masalah orang. Lagipula, kejadian si Dara itu pastilah tak akan terjadi pada kami. Mana bisa aku menghamilinya!

"Udah ah Kak, mending kita nyemil aja. Sama-sama enak kan" ucap Gracia, aku mengembuskan napas kasar,  memutar bola mata malas.

Kentang kentang, gara-gara si Kyla nih. Kampret banget.






















Anjirr, bisa megang hape game di weekdays gini berasa dapet harta karun.

Btw ini nulis iseng aja nih, baru ngelarin satu part cerita HOPE, trus tiba-tiba muncul ide ginian. Mubazir kalo nggak gue tulis haha.

Kinal's One ShootTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang