Promise ( Kinal x ? )

3K 386 182
                                    


Kinal's POV

Jakarta, 2018


Rasanya kepalaku akan meledak, baru saja aku menyelesaikan satu laporan, sekarang dua berkas sudah terpajang di samping komputerku. Kata si Bos, cukup banyak yang harus direvisi.

Tak mau membuang waktu, aku segera menyelesaikan pekerjaan. Malas rasanya jika harus lembur, atau membawa pekerjaan ke rumah. Lagipula jika dibawa pulang, aku takut akan lupa membawanya. Aku sangat pelupa.

"Nal, udah kelar belom?" Pergerakan tanganku di keyboard terhenti, aku menoleh pada Nugi yang sedang memasukan barang ke dalam tas kerjanya.

"Dikit lagi nih, kalau mau balik lo duluan aja" ia mengangguk, berjalan menghampiriku.

"Yaudah, gue balik duluan ya" ia menepuk bahuku, lalu mulai berjalan ke luar ruangan.

Tepat pukul lima sore, seluruh pekerjaanku selesai. Lega rasanya pulang tanpa ada beban pekerjaan. Karena kebetulan hari ini aku tak membawa kendaraan, jadi aku memutuskan untuk memesan ojek online.

"Kinal..." suara panggilan itu membuatku mengurungkan niat membuka aplikasi, aku menoleh dan bingung mendapati wanita yang kini berjalan ke arahku.

"Hai.." sapanya lagi

"Haai.." sapaku balik, sedikit canggung

"Ada waktu nggk? Bisa kita ngomong bentar?" Semakin bingung karena ucapannya, apa yang ingin dibicarakan oleh anak pemilik perusahaan ini denganku. Seingatku kami tak saling kenal, maksudku aku hanya sekedar tau bahwa ia adalah putri dari pemilik perusahaan tempatku sekarang bekerja.

Setauku ia sedang kuliah di US, terakhir ia berkunjung ke kantor ini sekitar satu tahun yang lalu.

"Ngomong apa?"

"Kayaknya kurang nyaman kalau ngomong di sini, kita ke kafe aja gimana?" Senyuman langsung tercetak di bibirnya kala aku menyetujui permintaannya, aku hanya mengikuti langkahnya dalam diam. Masih menerka-nerka, apa sebenarnya tujuan dari wanita ini.

Sampai di dalam kafe, aku masih diam. Sedikit canggung karena sedari tadi Shania menatapku. Senyumnya tak pernah pudar, karena tak betah dengan situasi ini, akhirnya aku memberanikan diri untuk bertanya.

"Eemm... Shan, kamu mau ngomongin apa ?"

"Nggk ada sih, cuma pengen nostalgia" aku menegerutkan dahi, kata 'nostalgia' itu digunakan hanya untuk sesuatu yang memiliki kisah atau kenangan di masa lalu. Masalahnya adalah aku merasa tak pernah memiliki itu dengannya. Jangankan kenangan, kenal saja tidak. Paling mentok aku melihatnya masuk ke dalam ruangan sang ayah ketika berkunjung ke kantor, itupun sekilas.

"Maksud kamu?" Ia terkekeh, mungkin karena ekspresi kebingunganku

"Coba deh kamu inget-inget masa SMA dulu, mungkin ada hal yang menarik" aku mencoba mngingat masa SMA, namun seingatku tak ada yang menarik. Aku hanya siswa biasa yang selalu mengikuti peraturan.

"Nggk ada" ia menghembuskan napas berat, tangannya kini bergerak, meraih kopi yang masih mengepulkan asap, meminumnya perlahan.

"Hmm, ada anak kecil yang dulu selalu minta nebeng sama kamu buat dianter pulang. Kamu inget?" Seketika memori otakku memutar kejadian sepuluh tahun lalu.





Flashback







Bandung, 2008

Kulajukan sepeda dengan perlahan, menikmati suasana sore yang sangat sejuk. Hari ini ada dua pelajaran tambahan, cukup menguras tenaga danpikiran.

Kinal's One ShootTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang