The Sweetest Art (Kinal x Viny)

1.5K 203 29
                                    

Kinal's POV

Kususuri lorong pusat perbelanjaan ini, melewati berbagai macam toko yang sebagian sudah nampak bersiap untuk tutup.

Dari tempatku berdiri, sebuah toko dengan berbagai macam jenis kamera terpajang di display, sudah terlihat. Aku berjalan lebih cepat menuju toko itu.

Tepat saat mendorong pintu kaca, seorang wanita juga mendorong pintu di sebelah ke arah luar, membuat kami berpapasan. Aku yang tadinya buru-buru masuk, jadi berhenti sejenak, memperhatikannya yang kini sudah berjalan menjauh dari toko ini.

"Siang Kak, mau cari apa?"

Suara tadi menyadarkanku dari lamunan.

"Ah iya. Saya mau beli film. Yang fuji industrial ya Mbak"

"Mau berapa Kak?"

"Satu aja"

Aku duduk di kursi dekat komputer, dimana seorang pelayan toko sedang memproses hasil kamera film untuk dicetak. Gambar di layar komputer itu membuatku tertarik untuk memperhatikan secara lebih detail. Hasil jepretan yang luar biasa menurutku. Potret seorang biarawati dan seorang laki-laki mengenakan baju koko, lengkap dengan peci berwana putih. Duduk berdampingan, terlihat begitu asyik mengobrol di dalam kereta.

"Permisi Kak, barangnya. Totalnya seratus ribu"

Pelayan tadi datang dengan membawa pesananku, membuatku mau tak mau memutus pandangan dari layar komputer itu.

Setelah membayar, aku segera keluar dari toko. Menyusuri jalan, mencari objek yang menarik untuk difoto.

***
"Eh bentar Nal"

Aku jadi ikut menghentikan langkah, menunggu Edo yang masih memeriksa tasnya. Mencoba menemukan kunci kontrakan yang sejak keluar dari kelas dicarinya.

"Aduh, gue lupa. Tadi kunci kontrakan gue titip sama Andin"

"Yaudah ambil dulu aja, samperin ke gedung kuliahnya"

"Yaudah yuk"

Aku dan Edo berjalan ke gedung dimana kekasihnya itu berkuliah. Cukup jauh dari gedung kuliah kami sebenarnya. Tapi mau tak mau memang harus menghampiri Andin. Daripada tidak bisa istirahat tidur siang, dan menghabiskan waktu kosong empat jam di kampus.

Aku menunggu Edo di taman dekat gedung, sedang ia menghampiri Andin yang katanya ada di depan kelasnya.

"Nal, udah nih. Yuk"

Baru saja berjalan beberapa langkah, aku melihat dua orang wanita yang tengah mengobrol si koridor, tak jauh dari tempatku dan Edo berdiri. Aku jadi menghentikan langkah, memperhatikan salah satu dari kedua wanita itu. Wajahnya tak asing bagiku

"Do, lo tau cewek itu nggak?"

Edo mengikuti arah pandangku.

"Yang lagi ngobrol?" Tanyanya balik

"Iya, yang megang maket"

"Oh, itu Viny. Temennya Andin juga kok, seangkatan sama kita. Kenapa emang?"

"Enggak, gue ngerasa kaya pernah liat aja"

"Yaudah yuk, gue ngantuk nih, pengen tidur siang"

Aku mengikuti langkah Edo yang sudah berjalan di depan. Lagi-lagi aku menoleh ke belakang, melihat wanita yang baru kuketahui namanya itu. Viny.

***
Entah ini hanya kebetulan, atau memang aku ditakdirkan bertemu dengannya. Lagi-lagi aku berada di tempat yang sama dengannya. Iseng sebetulnya jalan-jalan sehabis kuliah. Daripada diam di rumah, kuputuskan untuk hunting street photo. Sekalian coba naik MRT.

Kinal's One ShootTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang