Kiss Mark 2.0 - World War 3( Kinal x Veranda )

4.3K 449 41
                                    

Kinal's POV

"Nall, lama banget nyampe rumah. Gue udah nggk tahan nihhh" Melody tak henti meracau dari tadi.

Dengan susah payah aku menggendongnya menuju apartemenku, bukan karena berat, melainkan dia yang tak bisa diam dan terus bergerak. Keadaanya mabuk berat, entahlah apa yang membuatnya sebegitu depresi hingga menghabiskan begitu banyak minuman.

"Kinall, gue nggk mau nikah. Mending lo ajakin gue kawin lari aja yukk" aku terkekeh mendengarnya, sepertinya aku tau apa yang menyebabkannya depresi, desakan untuk menikah.

Orang tuanya  memang sudah memberikan ultimatum, jika tahun ini tak kunjung mengenalkan pasangannya, maka dia akan dijodohkan.

"Kinalllll lo denger gue nggk sih !"

"Hmmm"

"Dari tadi hmmm hmm terus, sariawan ya lo" tak ku hiraukan perkataanya, aku terus berjalan menuju unit apartemenku.

Sekarang aku tinggal di apartemen, kadang weekend pulang ke rumah. Mami sempat keberatan karena aku meminta tinggal di apartemen, namun aku beralasan agar lebih dekat dengan kampus. Akhirnya orang tuaku mengizinkan.

Sampai di depan unit apartemen, aku memasukan passcode dan segera masuk. Aku terkejut melihat seorang yang duduk di sofa sambil menonton tv, ia menoleh dan tak kalah terkejutnya denganku. Mungkin karena Melody yang ada digendonganku.

"Siapa dia ?" Tanyanya datar sambil bersedekap dada

Tak ku hiraukan pertanyaannya, aku masuk ke dalam kamar untuk merebahkan tubuh Melody.

Baru saja selesai merebahkan tubuh Melody, Veranda masuk dan menarik tanganku kembali ke ruang tengah. Aku hanya diam mengikutinya.

"Siapa dia ?" Tanyanya lagi

"Temen"

"Jangan bohong Kinal, siapa dia?!"

"Dia temen aku Veranda, kamu jangan mulai deh. Dan lagi, gimana kamu bisa masuk ke sini?" Tanyaku heran, tak ada yang tau passcode apartemen ku kecuali...

"Tadi sore aku ke rumah kamu, trus kata mami kamu tinggal di apartemen. Dia ngasih alamat sama passcode apartemen kamu"

Sial, aku lupa jika mami sangat dekat dengan Veranda. Jadi bukan hal sulit bagi Veranda untuk mencaritau tentangku dari mami.

"Kamu mau ngapain kesini?"

"Mau nemuin kamu"

"Ya nemuin aku buat apa? Aku rasa kita nggk ada urusan lagi Ve"

"Aku cuma mau nemuin sahabat aku, emang salah?" Aku menghembuskan napas lelah, malas rasanya berdebat dengannya.

"Terseralah, aku capek, mau istirahat. Kamu mau pulang atau nginep? Kalau nginep pake kamar tamu aja"

"Dan kamu tidur sama dia?!" Intonasi suaranya mulai naik

"Dia cuma temen aku Veranda, jadi nggk masalah dong"

"Kinaaalllllllll...." suara Melody membuatku langsung berlari kembali ke dalam kamar, Melody berjalan ke arah toilet dengan sempoyongan, segera ku raih tangannya dan menuntunnya.

"Huueeekkk...hueeekkkkk"

Aku memijit tengkuknya agar bisa memuntahkan isi perutnya. Ku lihat bayangan Veranda memegang handuk dari cermin, aku berbalik, meraih handuk yang disodorkan tanpa melepaskan Melody.

Kinal's One ShootTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang