Sweet Talk ( Kinal x Gracia )

2.3K 303 66
                                    

Kinal's POV

Kulajukan motor dengan kecepatan penuh, hari ini aku terlambat bangun lagi. Sampai di sekolah, gerbang sudah hampir ditutup.

"Eehhh pak pak Abdul, jangan ditutup" satpam itu hanya geleng-geleng melihatku, beruntung ia masih berbaik hati membiarkanku masuk.

Bel masuk sudah berbunyi tiga puluh menit yang lalu, artinya pelajaran pertama telah dimulai.

Setelah memarkirkan motor di parkiran siswa, aku membuka jaket lalu memasukannya ke dalam jok. Tepat saat aku berbalik, seorang siswa laki-laki berdiri di hadapanku. Ia menatapku sejenak, lalu menunduk.

"Ngapain lo?" Tanyaku heran

"Eemm aku disuruh sama pak Zian manggil kakak"

Aku menelan ludah mendengar ucapannya, aku sudah hafal dengan situasi ini. Guru BP itu pasti memanggilku untuk dihukum.

Aku sudah muak dihukum. Masalahnya aku terlambat tiga puluh menit, dan hukuman yang akan diberikan pasti squat jump. Jika telat sepuluh menit, maka akan squat jump sebanyak sepuluh kali. Berarti jika aku menjalani hukuman, akan squat jump tiga puluh kali.

"Ngapain?!" Ia sedikit tersentak karena aku menaikan intonasi suara, ku lihat bet di sebelah kanan lengan seragamnya, ternyata ia anggota OSIS.

"Udah lo balik aja sana, gue mau ke kelas"

"Tapi kak...."

"Apa?! Mau ngelawan ya lo!"

"Enggak kak..."


"KINAL...!!!!" Aku mengalihkan pandangan pada suara berat itu, pak Zian sudah berdiri dengan kayu berukuran setengah meter di tangannya, itu adalah senjata andalannya.

Dengan cepat aku berlari memasuki gedung sekolah, anggota OSIS itu dan pak Zian mengejarku. Berlari ke arah kantin yang berada di belakang deretan gedung kelas sepuluh. Kedua orang itu masih mengejarku, aku berbelok ke belakang laboratorium, lalu masuk ke dalam toilet.

Aku mengatur napas, keringat mengalir deras di wajahku. Sial sekali hari ini, pagi-pagi harus olahraga. Setelah beberapa saat, aku mengintip keluar. Sudah aman rupanya, saat hendak berjalan menuju kelas langkahku terhenti. Jika masuk ke kelas, pak Zian pasti akan memburuku, jika nongkrong di kantin juga tak mungkin.

Aku berjalan melewati koridor gedung kelas sepuluh, namun baru saja berjalan beberapa meter, pak Zian terlihat di lapangan basket, melewati sekumpulan anak yang sedang melakukan pemanasan. Sontak aku masuk ke dalam kelas yang paling dekat denganku, entahlah ini kelas apa.

Pandangan semua orang yang ada di kelas langsung tertuju padaku, mereka memandangku dengan tatapan heran. Aku menoleh pada meja guru, berharap bukan guru killer yang sedang mengajar.

"Darimana kamu?"  Aku menghembuskan napas lega ketika mendapati pak Herman duduk di meja guru, dia adalah guru seni budaya. Usianya sudah sangat tua, termasuk guru paling senior di sini. Dan betapa beruntungnya aku masuk ke kelas ini, karena pasti ia tak menyadari aku siswi kelas dua belas. Guru satu ini kerjanya selalu tidur jika di kelas, jadi murid-murid bebas melakukan apapun.

"Maaf pak, tadi saya abis bimbingan buat olimpiade di laboratorium" alasan yang cukup meyakinkan Kinal! Ia hanya mengangguk lalu mempersilahkanku duduk.

Aku memperhatikan bangku mana yang sekiranya pas untuk ku tempati dan tak akan ketauan oleh pak Zian. Semua bangku hampir terisi, namun ada satu yang kosong. Terletak di pojok belakang, seorang wanita cantik terlihat duduk sendirian.

Aku segera menghampirinya yang terlihat sibuk mencoret-coret buku gambar.

"Boleh duduk di sini nggk?" Ia menoleh dan bisa ku lihat ekspresi terkejutnya. Karena tak ada jewaban darinya, maka aku duduk walau belum mendapat izin.

Kinal's One ShootTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang