Es Kopi

1.2K 186 19
                                    

Kinal's POV

"Mbak Rea cakep ya."

Dahiku berkerut mendengar penyataan Restu. Matanya sejenak memperhatikan Rea, tatapan penuh kagum yang biasa dilemparkan juga oleh banyak manusia lain di kantor ini.
Ia kini beralih menatapku, menggeser es kopi yang baru saja ia beli di bawah ke hadapanku.

"Mbak Kinal juga cakep. Cuma nggak seramah Mbak Rea aja."

Kali ini aku terkekeh. Dari banyaknya karyawan di sini, hanya Restu yang berani terus terang mengenai sikapku. Mungkin itu alasan mengapa aku kerap kali tak memberi jarak dengannya. Tak seperti sikapku pada karyawan lain.

Tahan banting. Begitu ia menyebut dirinya sendiri.

"Kenapa nggak ngomong langsung?"

"Ya masa gue nyanjung dan bilang cantik langsung ke orangnya sih Mbak, langsung dipecat gue jadi asistennya."

"Trus kenapa harus ke gue?"

"Kalau ngomong sama yang lain pasti bakal nyambung ke yang lain-lain. Bisa panjang jadinya. Gue cuma pengen ngungkapin rasa kagum gue aja. Nah Mbak Kinal orang yang tepat, karena pasti gue nggak ditanggepin."

Benar kata Restu, untuk beberapa hal, ada kalanya kita hanya ingin didengar, tak perlu tanggapan, apa lagi sebuah percakapan panjang.

Aku baru saja akan mengambil es kopi saat tiba-tiba cup itu terlebih dulu diambil.

"No coffee before lunch."

Aku termangu melihat Rea memberi tatapan tak suka padaku. Jelas karena es kopi itu.

"Restu, ikut saya meeting." Rea berjalan menjauh, sempat berhenti dan memberi es kopi "milikku" pada karyawan yang berpapasan dengannya.

Restu menatapku dengan kekehan. "Heran, mbak Rea kok perhatian banget ya sama lo. Bisa gitu mbak Rea temenan sama es batu."

Aku baru saja akan memukulnya saat ia terlebih dulu beranjak, meninggalkanku dengan cengiran lebarnya sambil melambaikan tangan.

Tak lama setelah kepergian Restu. seorang OB datang dengan sebuah plastik di tangannya. Ia tersenyum ramah padaku. "Maaf Bu Kinal, ini ada titipan makan siang."

"Saya nggak pesen."

"Dari bu Rea. Tadi dibeliin di kantin bawah."

Sebuah pesan kemudian masuk di ponselku.

Kamu makan siang sendiri dulu ya, aku meeting dulu. Nanti tungguin aku balik kantor, jangan pulang duluan. Enjoy your lunch, sayang.- Rea
















Kinal dan Rhea dalam cerita "Sebuah Konsep Tentang Soulmate."









Intermezzo

Kinal's One ShootTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang