Adore You ( Kinal x ?)

3.3K 379 217
                                    

Kinal's POV

Aku berjalan menyusuri rak buku berukuran besar dengan deretan buku yang memiliki ketebalan bervariasi.

Seperti biasa, di perpustakaan selalu tenang. Tak ada suara bising seperti di luar, hanya sedikit suara dari beberapa anak yang sedang berdiskusi tentang pelajaran.

Langkahku terhenti di bagian rak yang bertuliskan psychology, aku memang bukan mahasiswa jurusan psikologi. Tapi aku butuh beberapa buku yang berkaitan dengan psikologi sosial sebagai refrensi demi memperkuat opini yang ku tulis di essay yang sedang ku kerjakan.

Mataku meneliti satu persatu buku yang berjejer rapi, mencari judul 'Psikologi Sosial'. Cukup lama mencari, hingga aku menemukannya di deretan ketiga paling pojok. Belum sampai aku menyentuh buku itu, secara bersamaan sebuah tangan juga hendak mengambil buku yang sama hingga tangan kami tak sengaja bersentuhan. Sontak aku menoleh ke samping, sedikit terkejut.

"Sorry, lo mau pinjem buku ini juga?" Tanyanya

Aku hanya diam memperhatikan wajah cantiknya, pipinya yang chubby selalu sukses membuatku gemas.

"Heii.."

Sentuhan di lenganku membuatku tersadar, aku tersenyum canggung melihatnya. Bodoh sekali!

"Ah iya, lo juga mau pinjem ya?" Tanyaku balik

"Iya. Tapi kalau lo mau, pake duluan aja deh. Nih" ia menyodorkan buku berwarna biru itu padaku, aku terdiam sejenak.

"Gimana kalau kita makenya barengan" usulku, ia nampak berpikir

"Boleh sih, lagian deadline tugas gue dua hari lagi. Jadi hari ini harus kelar"

Senyuman langsung terukir di bibirku. Kami mencari meja kosong yang sekiranya nyaman untuk mengerjakan tugas.

Setelah mendapat tempat yang pas, kami langsung membuka laptop masing-masing serta buku catatan yang akan membantu memudahkan pengerjaan tugas.

Sekitar dua jam akhirnya aku selesai, tapi wanita di sampingku masih sibuk menggerakkan jari-jarinya di atas keyboard laptop. Ku perhatikan wajah sampingnya, kadar kecantikannya bertambah ketika sedang serius seperti ini. Sesekali ia memperbaiki kacamata yang bertengger di hidung mancungnya.

Ini pertama kalinya aku berbicara langsung padanya selama tiga tahun berkuliah di sini. Selama ini aku hanya mampu mengaguminya dari jauh, jangankan berbicara. Jika kebetulan berpapasan saja aku sudah gugup.

Beberapa anak rambut nakal jatuh menghalangi pandangannya, tanpa sadar tanganku terulur menyelipksn rambutnya ke belakang telinga. Ia nampak terkejut dengan aksiku

"Ehh sorry, gue reflek" kataku sedikit salah tingkah. Ia malah tersenyum, Tuhan sungguh manis mahluk ciptaanMu ini.

"Nggak apa-apa" sahutnya, ia kemudian menutup laptop setelah menyimpan terlebih dahulu tugasnya.

"Huuhh kelar juga" gumamnya, lalu beralih menatapku

"Ngomong-ngomong, dari tadi kita belom kenalan ya" ia menyodorkan tangannya, ku jabat tangan mungil itu kemudian.

"Jessica" walau tak diberitaupun aku sudah tau, jujur saja aku mengaguminya sejak ospek.

"Kinal"

"Kinal ? Bentar deh, kayaknya gue nggk asing sama nama itu" ia mencoba mengingat

"Ahh iya, gue inget. Lo yang dulu dihukum gara-gara ngelawan panitia ospek itu kan?"

Aku terkekeh melihat ekspresinya, aku jadi ingat ketika masa ospek. Kasus dimana aku melawan panitia ospek itu dulu sempat booming, tidak hanya di fakultasku. Ternyata Jessica juga mengetahuinya.

Kinal's One ShootTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang