Affair (Kinal x ?)

5.9K 410 37
                                    

Kinal's POV

Ku susuri jalanan di komplek perumahan mewah ini, sesekali memperhatikan nomor-nomor rumah yang ku lewati.

Sampailah aku di rumah  bernomor 156 B, cukup mewah dan asri. Dengan model minimalis modern, berlantai dua dan memiliki taman yang indah di bagian depan. Tak ada yang berubah, semuanya sama seperti terakhir aku berkunjung ke sini.

Ku bunyikan klakson mobil, memberi tanda agar security membukakan gerbang untukku
"Selamat siang non Kinal, udah lama ya nggk kesini" sambut mang ujang. Aku memang sudah akrab dengannya sejak jaman kuliah.

"Iya mang, kerjaan lagi numpuk. Makanya jarang bisa kesini lagi"

"Sendirian aja non ? Non Melody mana ?"

"Dia masih sibuk di kantor, mungkin nanti nyusul ke sini"

Pintu rumah terbuka beberapa saat setelah aku memencet bel, tersenyum aku melihat laki-laki di depanku ini. Rasanya sudah lama sekali kami tak bertemu, aku merindukannya.
Dipeluknya aku dengan erat, sambil menepuk-nepuk punggunggu. Aku tau dia juga pasti sangat merindukanku.

***

"Gue kangen banget sama lo, It's been a long time" ucapnya sambil tersenyum manis

"Yah, gue juga kangen sama lo"

"Btw, anak lo mana? Gue nggk sabar pengen liat ponakan gue"

"Di kamar, tadi tidur sama Ve"
Aku hanya mengangguk sambil mengikutinya menuju ruang keluarga.

Brandon adalah sahabatku sejak kuliah, satu fakultas, satu jurusan, bahkan satu kelas. Dia adalah sahabat terdekatku, saking dekatnya, ia bahkan mengetahui hampir semua rahasiaku. Dulu banyak yang mengira kami berpacaran, tapi kami menanggapi dengan santai. Sudah hampir setahun aku tak bertemu dengannya. Kesibukkan ku benar-benar menyita waktu.

"So, how's life ? " tanyanya membuka pembicaraan

"Yah gini-gini aja, kerjaan makin numpuk. Sering bolak-balik luar kota kadang bikin gue stress "

"Hahaha, namanya juga dunia kerja. Tetep harus dijalanin"

"Yah mau nggk mau, ini aja gue ngambil cuti seminggu dapet izinnya susah banget"

"Melody jadi nyusul kesini kan?"

"Iya, paling bentar lagi nyampe. Tadi dia bilang udah otw dari kantor. Mampir ke toko hadiah dulu paling"

Sedang asik mengobrol, Veranda datang sambil menggendong Zayn, anaknya dan Brandon. Aku hanya tersenyum melihatnya, walaupun sudah memiliki anak, kecantikannya tak berkurang sedikitpun.

Aku langsung mengambil Zayn dari gendongannya, lucu sekali anak ini, mirip dengan Brandon.

Tak lama berselang, Melody datang membawa kado di tangannya

"Hallloo semuanya !!"
"Ahh Zayyynn !! Sini sama aunty " lihat, betapa exited nya kekasihku ini. Melody memang sangat menyukai anak kecil.

" aduhh gemes banget sih Zayn. Ve, Zayn aku bawa pulang aja ya" ucapnnya sontak membuat kami tertawa.

"Hahaha makanya nikah Mel, biar cepet punya anak" canda Brandon sambil melirikku.

" Tau deh temen kamu, nggk ada niat serius kali sama aku" balas Melody

Aku hanya menghela nafas panjang, jika sudah berbicara tentang pernikahan, aku memang agak malas. Aku salah satu orang yang susah untuk berkomitmen, apalagi untuk menikah. Brandon sangat tau hal ini. Padahal aku dan Melody sudah bersama selama empat tahun. Melody memang sudah memintaku untuk menikahinya, ia ingin pernikahan dilangsungkan di Amerika. Ya, kalian tau sendiri di negara ini tidak melegalkan pernikahan sejenis. Bukan tak mencintainya, tapi entahlah. Mungkin memang karena pada dasarnya aku tak percaya akan suatu ikatan.

"Yaudah ntar pulang dari sini kita bikin anak deh, biar Zayn ada temennya" godaku , Melody langsung mencubit pipiku

"Ihh dasar mesum, nggk malu apa ada Brandon sama Ve" Brandon langsung tertawa, sedang Ve hanya tersenyum tipis.



***

Senyumku merekah melihat punggung polos yang hanya tertutupi setengah oleh selimut.
Wangi rambutnya selalu membuatku tak tahan untuk menciumnya.

Ku lirik jam digital di meja, sudah sore rupanya. Aku kembali tersenyum mengingat apa yang kami lakukan beberapa jam lalu, ku rapatkan tubuhku kemudian memeluknya dari belakang. Menghirup dalam-dalam aroma tubuhnya.

Ku kecup berkali-kali pundaknya, sambil mengusap perut ratanya yang tak tertutupi sehelai benangpun. Wanita cantik ini selalu membuatku terpesona

"Eemm" Ia terbangun

"Hey, bangun yuk. Udah sore "
Ia membalikan badan dan menatapku, dikecupnya bibirku singkat kemudian memelukku erat.

"Gini dulu ya, rasanya udah lama nggk berduaan sama kamu. Kamu terlalu sibuk sayang" ucapnya lirih

Kueratkan pelukanku pada pinggangnya
"Maaf  ya, kerjaan di kantor banyak banget. Aku juga sedih nggk bisa sering-sering nemuin kamu"

" Kamu sayang nggk sama aku ?"
Aku mengernyitkan dahi, tumben sekali dia bertanya hal ini.

"Tumben nanyain ini"

"Ya aku pengen tau aja, gimana perasaan kamu"

"Ya menurut kamu kalo kita udah ngelakuin hal sejauh ini, nggk mungkinlah aku nggk sayang sama kamu"

Ia mengecup singkat bibirku berkali-kali, membuatku ingin melakukannya lagi

"You turn me on babe, kamu harus tanggung jawab"

"Hahahaha, kapan-kapan kalo nggk ujan" ucapnya sambil berlari ke kamar mandi, siall dia mengerjaiku. Segera ku susul ia ke kamar mandi, setelah itu kalian pasti tau apa yang terjadi.

***

Sedang asyik memandangi pemandangan kota dari balkon, sepasang tangan halus melingkar di perutku. Aku tersenyum, rindunya begitu besar rupanya. Dari tadi ia tak mau lepas dariku. Ia berpindah dan berdiri di sampingku, ku rengkuh pinggang rampingnya agar mendekat.

"Nal..?"

"Iya ?"

"Aku pulang ya ? Udah sore "

Ahh aku selalu benci ketika hendak berpisah dengannya, waktu terasa cepat berlalu. Aku masih merindukannya,

"Bentar lagi ya ?" Mohonku






"Nal, Zayn udah nunggu aku di rumah"

Reflek aku melepaskan tangan dari pinggangnya, kalimat itu membuatku tersadar dan kembali pada kenyataan.

Kenyataan bahwa dia bukan milikku seutuhnya, kenyataan bahwa hubungan ini hanya akan seperti ini, tak mungkin lebih.

Aku memang jahat, berani mencintai istri dari sahabatku. Mencintai wanita yang seharusnya tak boleh aku cintai. Aku memang jahat, menghianati Melody, wanita yang mencintaiku dengan tulus. Kalian bisa mencaci aku, aku memang pantas mendapakannya. Tapi satu yang harus kalian tau, aku juga tak ingin seperti ini.



"kamu hati-hati ya pulangnya" ucapku
Ia hanya menangguk dan berjalan menuju pintu.

"Veranda ...."
Ia membalikan badan sambil menatapku bingung

"I love you" . Ucapku, tersenyum tulus padanya.
Ia tersenyum lebar kemudian berlalu keluar apartemen.



Dan inilah satu-satunya rahasiaku yang tak diketahui Brandon.

sorry my friend, I love your wife !

Kinal's One ShootTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang