Apa tadi nama perusahaan ini?
Gold Company?
Sial.
Siapa pun pemilik perusahaan ini Ha Jin harus mengakui jika orang itu adalah orang dengan tingkat kepercayaan diri di atas rata-rata.
Bukankah Gold Company terlalu lucu dan menggelikan untuk sebuah nama perusahaan?
Ha Jin memandang sekali lagi pada keseluruhan bangunan perusahaan ini yang megah dan mewah, Diluar sana ada hamparan taman dengan rumput hijau sangat segar yang menggoda setengah dari dirinya untuk mengadakan piknik di tengah-tengah taman itu bersama Park Hee Bum si pria yang ada di dalam hatinya.
"Apa Hee Bum oppa mau ku ajak piknik di taman itu?".
Ha Jin melukis senyum cantiknya sekali lagi lalu kembali memandang sekelilingnya.
Di setiap sudut ada beberapa tanaman segar yang sepertinya sengaja di letakkan untuk semakin memperindah perusahaan ini.
Ada banyak elevator yang seolah menegaskan jika perusahaan ini lebih besar daripada apa yang di bayangkan orang-orang.
Juga ada banyak orang yang berlalu-lalang di hadapannya sejak tadi yang membuktikan jika aktivitas di perusahaan ini sangat tinggi.
"Butuh berapa banyak uang untuk membangun gedung tinggi dan mewah seperti ini?". Ha Jin menggeleng, "Aku bekerja sampai seluruh tulang-ku hancur pun sepertinya juga tak akan pernah bisa membangun gedung sebesar ini". Lalu tersenyum seduktif saat pikiran konyol baru saja hinggap di otak kecilnya, "Apa dengan mencintai pemilik perusahaan bisa membuatku memiliki perusahaan ini? Not bad".
"Aku setuju". Ha Jin tersentak ketika pria dengan senyuman matahari itu tiba-tiba saja duduk di hadapannya lalu begitu saja melanjutkan, "Kau memang memiliki paras yang cantik dan itu sama sekali tidak buruk".
Na Hyun Sik.
Sial.
Bagaimana ia harus menjelaskan?
Sepertinya Tuhan saat menciptakan Lee Ha Jin benar-benar dalam keadaan hati yang bahagia.
Berkulit putih dengan rambut yang panjang, Bibir yang kecil dan paras yang... Sial.
"Kau, Lee Ha Jin?". Sambung Hyun Sik masih tersenyum.
Ha Jin menumpuk satu kaki kirinya diatas kaki kanannya, "Ini pertemuan kedua kita jadi aku tak perlu lagi menjawab tanya-mu itu, Ahjussi".
Hyun Sik menaikkan satu alisnya.
"Apa wajahku setua itu?". Gumam Hyun Sik lebih kepada dirinya sendiri, "Begini nona, Panggil namaku saja. Ahjussi? Hooo, Rasanya terlalu—".
"Dimana keparat itu?".
"Baiklah kau memang suka memotong kalimatku". Hyun Sik mengangguk satu kali, "Keparat itu? Apa kau terlibat dengan gangster? Mafia? Keparat yang kau maksud tidak ada disi—".
"Keparat itu ada disini". Seru Ha Jin, "Boss-mu yang keparat brengsek bedebah sialan yang menyebalkan itu".
Hyun Sik terpukau—tidak.
Hyun Sik sudah mendapati dirinya yang sedang tersenyum lebar.
Boss keparat brengsek bedebah sialan?
Demi seluruh nafas hidup Na Hyun Sik, Satu pun orang tak ada yang berani mengatakan satu pun kata umpatan itu pada Cho Kyuhyun.
Hyun Sik tiba-tiba merasa penasaran, Bagaimana jika Kyuhyun tahu dan mendengar langsung ada orang yang mengatakan kalimat penuh umpatan seperti itu padanya?
KAMU SEDANG MEMBACA
All I Need Is A Baby, End.
RomanceDi pertemukan oleh Masalah. Di persatukan oleh Takdir. Di patahkan oleh Kenyataan. Lalu di sembuhkan kembali oleh Perasaan. 'Aku mencintaimu. Kau dengar itu?'.