Kyuhyun berusaha mengenyahkan nafasnya sendiri yang sudah tersengal, Berlari di tengah kemacetan seperti tadi tak pernah satu kali pun dirinya lakukan.
Sepenting apapun sebuah pertemuan yang akan dirinya hadiri tak akan pernah mampu menggerakkan kaki dan hatinya untuk turun dari mobil kemudian berlari menembus kepadatan lalu lintas dan menentang semua polusi udara yang akan menodai lapisan kulit putihnya.
Tapi Kyuhyun bersyukur menjadi dirinya yang sekarang.
Menjadi seorang Cho Kyuhyun dengan reputasi terbaik dan tersukses dalam dunia kerja memudahkannya dalam beberapa hal termasuk untuk bisa mendapatkan akses masuk ke dalam apartemen ini.
Lalu kondisi macam apa yang tersaji pada seisi apartemen ini?
"Ha Jin-ah, Apa kau mendengarku? Kau masih disini? Berikan aku petunjuk agar aku bisa menuju ke arahmu".
Kyuhyun mencoba sekali lagi untuk berdamai dengan risau hatinya, Hampir sepuluh menit ia mengitari keseluruhan apartemen ini tapi tanda keberadaan Ha Jin masih tak dapat ia temukan.
"Ha Jin-ah, Tolong aku. Jawab aku, Kau masih disini?".
Kyuhyun meremas marah rambutnya sendiri dengan kondisi risau hati yang tak tertolong lagi, "Lee Ha Jin. Sayang kau dimana?".
Kyuhyun membalik tubuhnya dengan kecepatan sangat tinggi saat suara dorongan pintu terdengar terbuka terlalu keras dalam suasana apartemen yang sejak tadi hening.
"Brengsek Cho Kyuhyun, Kau tahu apa yang harus kulakukan untuk mengejarmu kesini? Kenapa kau memilih berlari di tengah kemacetan?".
Sial.
Kyuhyun memejamkan kedua matanya erat dengan kembali mengepal sebelah tangannya erat.
Itu Na Hyun Sik.
Yang membuka pintu utama apartemen dengan keras, Kyuhyun ingin bertanya bagaimana pria pemilik senyum matahari itu bisa di izinkan masuk kesini jika mengingat pengamanan apartemen ini sangat ketat dan tak sembarangan orang yang bisa masuk tapi bukan itu yang penting sekarang.
Bagaimana cara Na Hyun Sik meyakinkan pegawai apartemen hingga di izinkan masuk adalah masalah yang ke sekian yang benar-benar tak harus di jadikan prioritas saat ini.
Sekarang, Menemukan Lee Ha Jin adalah harga mati.
"Kau tak bisa di biarkan pergi sendiri terlebih di bawah emosi-mu yang buruk seperti saat ini jadi aku memutuskan untuk menepikan mobilmu lalu ikut berlari menembus kemacetan. Polisi lalu-lintas bahkan harus menjadi penghalang karena menganggapku melanggar peraturan—".
"Kenapa ruangan ini sangat berantakan?". Tanya Kyuhyun dengan hati yang semakin gelisah.
Hyun Sik masih mengatur nafasnya yang memburu lalu memperhatikan kondisi apartemen ini.
Benar juga, Kenapa disini sangat berantakan?
Apa yang terjadi?
Hyun Sik melangkahkan kakinya untuk menatap di sekitaran sudut ruangan, Disana terdapat sebuah meja yang seluruh benda yang tadinya mungkin berada diatas meja sudah jatuh berserakan di lantai.
Dan Hyun Sik merasakan hatinya yang tiba-tiba semakin membengkak khawatir, "Lee Ha Jin? Kau sudah menemukannya?".
"Brengsek, Kau tak bisa menggunakan matamu? Sudah sepuluh menit aku disini dan masih belum menemukan keberadaannya".
"Kau tak perlu mengumpat padaku sialan".
Kyuhyun sudah meninggalkannya untuk kembali mengitari seisi apartemen ini.
KAMU SEDANG MEMBACA
All I Need Is A Baby, End.
RomanceDi pertemukan oleh Masalah. Di persatukan oleh Takdir. Di patahkan oleh Kenyataan. Lalu di sembuhkan kembali oleh Perasaan. 'Aku mencintaimu. Kau dengar itu?'.