At My Worst-1

408 63 12
                                    

"Jadi, apa benar anda datang kesini sebagai kekasih dari Brian Lee? Sang dokter ahli bedah yang sangat terkenal".

Ha Jin tak dapat menghitung itu pertanyaan ke berapa yang di ajukan oleh para juru berita yang tak henti-nya mengambil potret dirinya juga tak berhenti untuk melemparkan pertanyaan-pertanyaan.

"Bagaimana dengan putrimu, Brian-ssi? Apa putrimu setuju dengan hubungan kalian ini?". Tanya salah seorang reporter yang berbaju hitam.

Ha Jin tertunduk sebentar sekedar mengambil nafas untuk menguatkan kedua kakinya yang jujur saja tak mampu lagi menopang tubuhnya.

Bertemu dengan para juru berita ini tidak termasuk ke dalam rencananya, darimana asalnya semua reporter ini?

Kenapa banyak sekali?

"Brian-ssi, sepertinya aku butuh minum. Apa boleh kita pergi dari sini sekarang?". Seru Ha Jin pelan dengan berbisik.

Brian tersenyum sebentar sembari mengusap punggung tangan Ha Jin sebelum kembali menatap ke depan.

Pada semua juru berita yang sibuk memotret.

"Nanti ada waktunya kita akan bicara panjang lebar, sekarang biarkan aku dan tunanganku menikmati sisa malam indah ini dulu". Seloroh Brian dengan senyum merekah-nya.

"Jadi, nona cantik yang berdiri di sampingmu ini adalah tunanganmu?". Tanya reporter satu.

"Apa kalian akan segera menikah?". Tanya reporter dua.

"Bagaimana perasaanmu nona akan menjadi istri dari seorang dokter bedah terkenal?". Tanya reporter tiga.

"Dimana awalnya kalian bertemu? Sudah berapa lama kalian menjalin hubungan?". Tanya reporter empat.

Sial.

Ha Jin tak lagi dapat menahan semuanya.

Berada di bawah tatapan orang banyak dan lampu yang menyala terang juga suara dari kamera yang terus mengambil potret dirinya, sungguh trauma itu kembali mengusiknya sekarang.

Dan saat seperti ini hanya satu orang yang bisa menenangkannya.

Hanya satu orang...

.

.

Ha Jin masih memejamkan kedua matanya erat sembari bersandar pada sofa yang mendadak terasa sangat nyaman.

Brian berhasil memutuskan segala tanya para reporter itu sekaligus berhasil membawanya keluar dari kerumunan banyak orang, Brian menyuruhnya untuk pulang saja sebab sedikit banyak pria ini juga tahu tentang kondisinya tapi Ha Jin menggeleng dengan berkilah hanya butuh jauh dari hingar-bingar pesta ini untuk sementara waktu.

Jadi disinilah mereka sekarang.

Sebuah sudut ruangan dengan lampu yang sedikit temaram.

"Maafkan aku. Aku lupa mengatakan padamu jika akan banyak pewarta untuk meliputku disini".

"Meliputmu? Untuk apa?". Tanya Ha Jin dengan masih memejamkan mata.

"Dua minggu yang lalu mengerjakan sebuah operasi yang cukup sulit, aku tak tahu dimana titik yang menghubungkannya tapi karena operasi itu aku menjadi sorotan. Pewarta itu mengikutiku kemana pun sementara aku juga tak tahu darimana mereka selalu tahu keberadaanku".

"Pasti operasi yang kau kerjakan berhasil dan siapa pun orang yang kau operasi itu, pasti dia seseorang yang cukup punya nama dalam suatu bidang".

"Kenapa kau tahu? Kau juga menonton beritanya?".

Ha Jin menarik nafasnya dalam sekali lagi lalu membuka mata dan menegakkan tubuhnya, "Aku tidak menonton berita apa pun tapi aku cukup tahu bagaimana kinerjamu, Dr. Brian".

All I Need Is A Baby, End.Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang