***
Warning!!!
Ini cukup panjang-terjal juga berliku jadi pastikan sudah makan dan minum sebelum lanjut membacanya lol juga tolong sarannya, apa yang selanjutnya harus terjadi wkwkwkwk aku butuh saran.
Terima kasih yang selalu komen memberikan kata semangat tapi aku butuh lebih dari sekedar kata semangat so silahkan komen sesuai isi cerita, thanks before ^^v
TMI; Saat nulis chapter ini aku ampe gak enak badan :D
Ternyata benar akan ada satu hari yang menghancurkanmu.
Tentang satu hari yang mendadak gelap padahal langit sedang terang-terangannya.
Tentang air mata yang mengering seperti sumber air yang tak akan pernah bisa untuk ditemukan.
Tentang perasaan yang belum sempat terbalaskan.
Tentang penyesalan akan waktu yang tak memberi kesempatan.
Tentang semua.
Tentang Cho Kyuhyun.
"Ha Jin-ah, kau juga butuh istirahat. Ayolah, jangan begini. Duduk terus memandanginya tak akan membuat Kyuhyun bangun".
"Na Eun-ah".
"Hmm".
"Apa jika ku bisikkan tepat di telinganya, aku akan mengakhiri hidupku dengan meminum racun dia akan bangun? Dia akan membuka matanya? Setidaknya pria lebah ini akan marah padaku, apa aku mati saja?".
"Ha Jin-ah, apa yang kau katakan? Kau tak boleh bilang begitu, Cho Kyuhyun tak akan suka dan lagi ada nyawa lain yang sedang tumbuh yang harus kau jaga sekarang".
"Aku rindu".
Seseorang pernah berkata jika cinta itu suci dan akan baru terasa sangat berharga saat cinta itu meninggalkanmu.
-J-
Biarkan aku memundurkan waktu sejenak.
Tentang tujuh hari yang lalu yang mendadak menjadi gelap.
Dan semuanya bermula dari panggilan telepon sahabatnya, Jung Na Eun.
Bersuara lirih.
Gemetar.
Bahkan deru nafas Na Eun membuat Ha Jin sangat takut.
'Halo? Ahjussi maafkan aku, pria lebah itu sepertinya lupa membawa ponselnya jadi aku yang mengangkatnya. Dia sudah pergi sekitar tiga puluh menit yang lalu jadi mungkin sudah sampai di kantor tapi jika ada yang ingin kau sampaikan, katakan saja padaku nanti biar ku sampaikan jika dia sudah pula—'.
'Ha—ha—Ha Jin-ah'.
Ha Jin mengernyit keras lalu berulang kali menatap layar ponsel Kyuhyun.
Sudah benar.
Nama penelepon yang tertera adalah; Na Hyun Sik.
Lalu kenapa....
'Jung Na Eun?'.
'Ha—ha—Ha Jin-ah'.
Sebenarnya saat itu dari cara Na Eun menyebut namanya dalam deru nafas yang terdengar sangat berat, Ha Jin sudah memiliki firasat jika ada sesuatu hal yang lain tapi rasa bingungnya tentang mengapa Na Eun menggunakan ponsel Na Hyun Sik untuk menghubunginya lebih besar jadi Ha Jin menyampingkan firasat buruknya.
KAMU SEDANG MEMBACA
All I Need Is A Baby, End.
RomanceDi pertemukan oleh Masalah. Di persatukan oleh Takdir. Di patahkan oleh Kenyataan. Lalu di sembuhkan kembali oleh Perasaan. 'Aku mencintaimu. Kau dengar itu?'.