That Devil Is A Part Of Me-8

269 49 8
                                    

"Aarggghhh—yakkkkkkkkkk".

Kyuhyun menyunggingkan senyumnya diatas dua wajah yang sedang meringis kesakitan.

"Sebenarnya kau siapa tuan? Apa salah kami? Kenapa menyakiti suamiku?". Deru nafasnya yang sudah tua tak mampu menggoyahkan hati Kyuhyun untuk luluh, "To—to—tolong jangan hilangkan kaki suamiku".

Kyuhyun mematikan suara mesin sebuah alat yang berada di tangannya lalu berdiri dengan garis wajah sangat marah, "Salah kalian karena melahirkan seorang iblis".

-J-

Na Hyun Sik baru saja menelepon dua puluh menit yang lalu untuk mengabarkan jika Cho Kyuhyun tak bisa tepat waktu untuk menjemputnya pulang di karenakan ada satu rapat mendadak yang tak bisa di batalkan.

Dua puluh menit yang lalu Ha Jin mengingat sempat bertanya pada Hyun Sik tentang mengapa bukan Cho Kyuhyun langsung yang menelepon untuk memberitahunya lalu asisten sekaligus sahabat pria lebah itu berkata jika Cho Kyuhyun tak bisa karena sudah memimpin rapat itu.

"Jika di pikir-pikir lagi". Ha Jin menjeda kalimatnya sebentar untuk menelan buah di mulutnya, "Lebah jelek itu memang salahsatu orang yang ada di dunia ini yang memiliki jadwal cukup sibuk dan aku adalah orang yang cukup menyita banyak waktunya".

Ha Jin tersenyum tipis entah untuk alasan apa.

"Kenapa dia mau memberiku banyak waktunya? Jika di pikir lagi aku ini lawannya, lahan yang ia ingin miliki adalah milikku dan sampai kapan pun aku tak akan pernah mau lahan itu di salah fungsikan. Sampai kapan pun lahan itu akan tetap menjadi lahan makam Ha Joon unnie".

Ha Jin menaikkan satu kakinya keatas sofa lalu melanjutkan monolog-nya, "Kenapa lebah jelek itu mau merawatku? Kenapa dia mau menemaniku dalam fase terberat hidupku? Lebah jelek itu bahkan bisa menggunakan penyakit ini untuk melawanku, kenapa tidak dia lakukan?".

'Jangan biarkan perutmu membesar karena bayi Cho Kyuhyun maka aku juga akan memutuskan hubunganku sampai ke akar dengan Na Hyun Sik tanpa ragu'.

Ha Jin menarik nafasnya berat bersamaan dengan kedua tangannya yang begitu saja bergerak memeluk perut ratanya saat kalimat Na Eun kemarin kembali mengusik hatinya.

"Kau tak perlu mengatakan kalimat itu, Jung Na Eun. Astaga". Ha Jin menggeleng masih dengan menyentuh perutnya.

Tiba-tiba otaknya mengirim satu sinyal kuat pada kakinya agar berjalan ke depan cermin yang terletak di sudut ruangan.

Di depan cermin itu Ha Jin berdiri—masih dengan mendengarkan kata otaknya—memeluk sembari mengusap perutnya.

"Maksudnya, jika perutku membesar karena bayi Cho Kyuhyun, dia tak akan pernah memutuskan hubungannya dengan Na ahjussi, begitu?".

Satu kali pun.

Satu kali pun Ha Jin tak pernah membayangkan perutnya suatu saat nanti akan terisi oleh benih seseorang.

Rasanya itu terlalu menggelikan, entahlah.

Memiliki seorang bayi dan menjadi ibu adalah tugas yang berat.

Kau harus bisa bertanggungjawab dan memiliki mental yang stabil, melahirkan seorang bayi tak semudah itu. Di butuhkan setidaknya kewarasan demi kelangsungan hidup dan tumbuh-kembang sang bayi.

'Memang aku yang mengusulkan untuk meminum obat penahan kehamilan itu, sebagai bentuk untuk menjaga dirimu sendiri jadi sampai akhir tolong pertahankan perutmu yang rata itu'.

Ha Jin kembali menggeleng saat satu kalimat Na Eun masuk ke dalam otaknya.

Omong-omong soal obat penahan kehamilan itu...

All I Need Is A Baby, End.Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang