All I Need Is A Baby, End.

To Our Baby-6

Obrolan sore itu berlanjut.

Sejujurnya Ha Jin cukup terkejut akan kalimat nenek pria lebah itu yang secara langsung memintanya untuk menyetujui pernikahan itu. Ha Jin bahkan tak menduga sama sekali nenek Kyuhyun akan memintanya langsung, pasalnya wanita tua itu selama ini terkesan cukup menentang melalui sikap-sikapnya yang tak terduga.

Dan cara Ha Jin merespon dengan tetap diam sepertinya kembali di salahartikan oleh nenek Kyuhyun.

"Aku serius Lee Ha Jin".

"Ye?". Ha Jin menggeleng kepalanya sebentar, berusaha kembali fokus dengan posisi tangannya yang masih berada dalam genggam sang nenek, "Kenapa tiba-tiba? Kau mengagetkanku. Maksudnya, selama ini sikapmu padaku tak begitu jelas tentang apakah kau menyukaiku atau tidak. Ku pikir sampai akhir kau akan menjadi orang yang paling menentang keinginan cucumu untuk menikahiku".

Nenek Kyuhyun membuang nafas tuanya dengan cara sangat berlebihan.

"Aku menyukaimu atau tidak sama sekali tak penting. Bagiku yang terpenting hanya kebahagiaan cucuku dan—".

"Tapi bagiku penting".

Saat mata nenek Kyuhyun masih terkunci padanya, dengan perlahan Ha Jin menarik tangannya yang di genggam untuk kemudian tertunduk, "Aku merindukan sebuah kehangatan keluarga. Di usiaku yang masih terbilang muda aku harus kehilangan tiga orang yang paling ku sayang dan ku cintai, aku harus bertahan hidup sendiri tanpa sosok ayah yang menjadi pelindung, sosok ibu yang lemah-lembut dan sosok kakak yang menjadi pembela. Semua hal yang terjadi padaku membuat trauma di dalam diriku yang selama ini ku simpan jauh semakin menebal". Ha Jin kembali menatap nenek Kyuhyun dengan sedikit senyuman, "Aku ini sudah rusak". Lalu melanjutkan, "Di dalam mau pun di luar, aku sudah rusak. Kau berkenan membiarkan cucu yang paling kau sayangi menjalani hidup dengan wanita sepertiku?".

Nenek Kyuhyun masih terdiam, memikirkan kalimat apa sekiranya yang harus dirinya ucapkan.

"Lee Ha Jin". Seru nenek Kyuhyun, "Aku sudah tua termasuk otakku yang juga ikut menua, terkadang aku lupa akan banyak hal tapi satu kali saja, apa mulutku ini pernah mengatakakan jika aku membencimu?".

Ha Jin mencoba untuk mengingat.

Apa nenek Kyuhyun pernah berkata benci padanya?

"Entah". Jawab Ha Jin.

Nenek Kyuhyun mengangguk, "Seingatku, sikap dan mulutku memang pernah kasar padamu. Aku sempat membahayakan dirimu dalam keadaanmu yang sedang mengandung tapi jika otak tuaku ini tak salah mengingat, aku tak pernah mengatakan benci padamu. Jujur saja, kau bukan gadis pertama yang ku selidiki sebab banyak gadis yang mau pada cucuku, beberapa di antara mereka bahkan ada anak tunggal dari pengusaha kaya-raya tapi aku hanya sebatas mencari informasi dasar tentang mereka semua karena kutahu Cho Kyuhyun tak akan pernah serius pada cinta. Dia mempunyai ketakutan sendiri terhadap sebuah hubungan serius lalu kau datang, kau masuk dalam setiap hela nafas cucuku".

Nenek Kyuhyun kembali melanjutkan setelah menjeda kalimatnya sebentar, "Awalnya ku pikir, kau sama dengan gadis yang lain yang menjalin hubungan dengan cucuku tiga hari paling lama. Tak ku sangka eksistensi-mu dalam setiap hela nafas cucuku semakin tebal, aku memutuskan untuk terus mencari tahu siapa kau sebenarnya. Siapa gadis ini? Bagaimana bisa dia membuat cucuku bertekuk-lutut? Secantik apa dia? Sehebat apa dia? Mengapa dia bisa dengan mudah mengambil semua perhatian cucuku? Perhatian yang bahkan aku saja sulit untuk mendapatkannya". Nenek Kyuhyun tertawa kecil, "Saat informan-ku membawa kabar jika cucuku menginginkanmu untuk menjadi ibu dari bayinya, percayalah aku mengutuk keras keinginan itu. Rasanya aku ingin segera menemuimu untuk menamparmu keras dan menyuruhmu menjauh dari hidup cucuku. Aku tidak mau kisah ayahnya terulang, setidaknya Cho Kyuhyun harus mendapatkan gadis yang setara dengannya. Gadis baik-baik dari keluarga baik-baik dan keterkejutanku terus bertambah saat akhirnya kutahu kau putri Lee Hui. Anak dari seseorang yang sangat berjasa dalam kelangsungan perusahaan kami".