To Our Baby-5

278 52 31
                                    

Ha Jin mendudukkan dirinya sembari bersandar pada kepala ranjang.

Ranjang yang berada di dalam kamar Kyuhyun, ranjang yang berukuran sangat besar, ranjang yang kata nenek Kyuhyun adalah saksi hidup Cho Kyuhyun kecil.

Sudah dua puluh menit Ha Jin menghabiskan waktu paginya hanya duduk bersandar dengan pikiran-pikiran yang sejak tadi terus berkelana entah kemana.

Semalam tak terjadi apapun.

Benar-benar tak terjadi apapun antara dirinya dan pria lebah itu.

Cho Kyuhyun memang bergerak sangat aktif mencumbu hampir seluruh sudut tubuhnya tapi hanya sampai disitu, cara pria lebah itu mencumbu tubuhnya tadi malam cukup berbeda dari yang biasanya.

Seperti ada emosional yang tertahan dan rasa frustasi yang teramat yang menyesakkan.

"Kenapa aku merasa kehilangan?". Ha Jin menggeleng untuk yang ke sekian kalinya, "Apa yang sebenarnya kau harapkan Lee Ha Jin?". Tanya Ha Jin pada dirinya sendiri, "Apa kau kecewa karena tak terjadi apapun semalam? Kau kecewa Cho Kyuhyun hanya mencumbu tubuhmu dan tidak melanjutkannya lebih jauh?".

Ha Jin tak mengerti mengapa hatinya menjadi risau akan sesuatu hal yang sangat konyol.

Dan yang lebih sialnya lagi, saat kedua matanya terbuka, pria lebah itu tak lagi ada di sampingnya.

Benar-benar tak seperti biasanya yang dimana waktu pagi adalah salahsatu waktu favorit Kyuhyun.

'Sayang kau tahu mengapa aku menyukai pagi?'.

'Kenapa? Karena hal yang pertama kau lihat adalah wajahku yang cantik?'.

Saat itu Ha Jin hanya bergurau, sama sekali tidak serius akan kalimatnya sendiri tapi dengan tersenyum pria lebah itu berkata;

'Memang itu salahsatu alasannya dan alasan yang paling utama adalah karena kau ada dalam dekapku, jika bisa aku ingin melewati banyak pagi denganmu'.

Ha Jin kembali tertunduk dengan kedua mata yang terpejam mengingat kalimat Kyuhyun yang menyapa otaknya.

"Apa dia sudah berangkat ke kantor? Tanpa berpamitan denganku?".

Mengangkat kepalanya kembali, mata Ha Jin tertuju pada baju tidur berbahan tipis dan pendek yang ia kenakan semalam. Baju tidur itu sudah tak berbentuk, hancur dalam satu kali tarikan tangan besar Kyuhyun. Semalam Ha Jin sangat terkejut saat Kyuhyun menarik keras baju tidurnya tanpa menatapnya sama sekali, pria lebah itu terus mencumbu bibir dan lehernya sembari memperkerjakan satu tangannya untuk menarik lepas baju tidur yang ia kenakan.

"Lalu apa yang salah? Kenapa dia tak melanjutkan...". Ha Jin menggigit bibir bawahnya lalu kembali menarik nafas dalam sembari menggeleng, "Lee Ha Jin, sebenarnya apa mau-mu? Hooo".

Setelah berusaha menormalkan hati juga pikirannya, Ha Jin memutuskan untuk turun dari atas ranjang.

Berjalan ke luar kamar sebab ada yang sangat penting sekarang.

Perutnya mulai lapar.

Ha Jin tak tahu apakah ada olahan makanan yang bisa ia makan saat kakinya terus berjalan masuk ke dalam dapur rumah nenek Kyuhyun.

Setidaknya pasti ada roti ada buah pisang, perutnya harus benar-benar di isi sekarang.

Tapi Ha Jin hanya menemukan tumpukan makanan cepat saji berupa mie saat membuka lemari yang ke empat, tak ada apa pun lagi bahkan di dalam lemari pendingin.

"Masih terlalu pagi untuk kau menyapa perutmu dengan makanan cepat saji begitu".

Ha Jin sedikit tersentak saat enam langkah darinya berdiri nenek Kyuhyun yang melipat kedua tangannya ke atas perut.

All I Need Is A Baby, End.Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang