"Hari ini kau tak bekerja?".
Kyuhyun menaikkan satu alisnya sembari menutup sambungan telepon dari Na Hyun Sik.
"Benar-benar tidak bekerja? Maksudku, satu hari ini kau aka nada disini menemaniku?". Tambah Ha Jin dengan wajah yang sangat ceria.
"Kau tahu apa yang paling ku suka dari dirimu?".
Ha Jin mengangguk dengan kepercayaan diri tinggi, "Aku yang sangat cantik".
Kyuhyun tersenyum simpul lalu memasukkan ponselnya ke dalam saku celana sembari berjalan kearah dimana Ha Jin sedang duduk.
Setelah menduudukkan diri tepat di samping Ha Jin, Kyuhyun berdesis sebentar kemudian berkata, "Kau yang ceria seperti ini".
"Jadi kau tak menyukai wajahku yang cantik?".
Menghela nafasnya panjang Kyuhyun merubah posisinya yang berhadapan dengan Ha Jin dengan meluruskan kedua kaki panjangnya sembari bersandar pada badan sofa memejamkan mata, "Wajahmu yang cantik itu justru membuatku sedikit tidak nyaman". Kyuhyun menjeda kalimatnya sebentar lalu melanjutkan, "Aku tidak nyaman saat pria lain bisa ikut menikmati cantik wajahmu dengan bebas memandangimu, aku ingin hanya aku seorang yang bisa menikmatinya".
"Aku tak akan termakan oleh bualanmu".
Kyuhyun kembali mengukir senyumnya, "Tapi serius aku sangat suka jika wajahmu ceria dan berseri".
Ha Jin menggeser sedikit posisinya agar lebih dekat pada Kyuhyun kemudian menggoyang-goyangkan lengan atas pria lebah itu untuk mengulang kalimatnya, "Kau belum menjawabku, kau benar-benar tak bekerja hari ini?".
Kyuhyun mengangguk masih dengan mata terpejam sementara Ha Jin yang melihat itu semakin melebarkan senyumnya, "Jadi, kau akan disini menemaniku satu hari ini?".
Kyuhyun kembali mengangguk sembari membuka mata dan menegakkan posisi duduknya, "Kau membuatku besar kepala, wajahmu yang berseri sekarang dan nada suaramu yang sangat senang karena aku tak bekerja hari ini membuatku berpikir betapa kau suka menghabiskan waktu bersamaku".
Ha Jin tak memberi respon yang terlalu banyak akan kalimatnya tapi gadis barbar itu masih melukis wajahnya dengan sebuah senyuman cantik.
"Pria lebah, apa aku sudah mengatakannya padamu?".
"Masih ada yang belum kau katakan padaku?".
Ha Jin mengerucutkan bibirnya sebentar lalu kembali berkata, "Kemarin saat melakukan sesi-konsultasi dengan psikiater, aku bertemu dengan seorang teman pria".
"Teman pria?".
Ha Jin tak mengerti apa yang membuat hatinya tiba-tiba bahagia melihat garis wajah Kyuhyun yang terlihat sedikit tak bisa menerima.
"Hmm, teman pria". Ha Jin melanjutkan, "Awalnya aku sedikit lupa saat dia menyapaku tapi setelah memberi beberapa macam kode akhirnya aku ingat".
"Kalian punya kode untuk saling mengingat?".
Ha Jin berusaha keras menahan senyumnya, "Kami mengobrol mungkin sekitar tiga puluh menit".
"Yeeeeee? Tiga puluh menit? Kenapa lama sekali?".
Ha Jin semakin bersemangat, "Dia bilang, Paris membutuhkanku dan aku bisa kembali kapan saja aku mau".
"Apa?".
Kyuhyun tak mengerti mengapa jantungnya tiba-tiba merasa takut.
"Artinya aku belum cerita bagian ini padamu".
Ha Jin melanjutkan setelah mengangguk dua kali, "Aku pernah bekerja di salahsatu rumah sakit Paris". ha Jin tak tahu mengapa ia merasa harus hati-hati saat mengatakan bagian ini, "Em-um bersama Brian Lee". Lalu kembali melanjutkan, "Brian Lee yang membawaku kesana. Maksudku, dia memperkenalkanku pada sebuah rumah sakit anak yang ada di Paris. Saat itu kebetulan rumah sakit itu sedang membutuhkan satu tambahan dokter anak dan singkat cerita aku yang mengisi kekosongan dokter anak yang mereka cari. Selama disana semuanya terasa menyenangkan apa lagi saat memberi perawatan dan pengobatan pada anak-anak, teman pria yang ku ceritakan tadi adalah asisten dokter saat aku bekerja disana".
KAMU SEDANG MEMBACA
All I Need Is A Baby, End.
RomanceDi pertemukan oleh Masalah. Di persatukan oleh Takdir. Di patahkan oleh Kenyataan. Lalu di sembuhkan kembali oleh Perasaan. 'Aku mencintaimu. Kau dengar itu?'.