She And Her Perfect Husband-2

379 52 8
                                    

"Kenapa menangis sayang? Aku menyakitimu?".

Ha Jin tersenyum kecil sembari menggeleng dan menghapus satu bulir air matanya sendiri lalu kembali pada posisinya semula yang menyandarkan sebagian dari tubuh polosnya pada tubuh Kyuhyun.

Jika bisa, Ha Jin ingin menghentikan waktu sekarang.

Menghentikan waktu dimana hanya ada dirinya dan pria lebah yang merengkuhnya hangat ini.

"Atau perutmu keram lagi? Tak seharusnya aku ikut terhanyut semalam, aku tak seharusnya bercinta denganmu".

Masih dengan senyuman kecilnya, Ha Jin mengecup punggung tangan Kyuhyun yang memeluk sebagian dadanya, "Kau menyesal bercinta denganku?".

"Oh, tentu saja tidak". Menghirup banyak-banyak aroma rambut Ha Jin, Kyuhyun melanjutkan, "Lalu kenapa menangis, hmm?".

Ha Jin memejamkan mata menikmati satu tangan Kyuhyun yang mengusap perutnya tanpa satu pun sekat kain lalu menarik nafas sedalam yang ia bisa, "Aku bahagia".

"Kau bahagia?".

"Hmm".

Ha Jin tak melanjutkan kalimatnya jadi Kyuhyun mengambil-alih dengan berucap pelan sesaat setelah memperbaiki posisinya, "Kau mau cerita padaku?".

Kembali tersenyum, Ha Jin berkata, "Pria lebah, apa kau tahu jika terkadang aku merasa di bedakan dengan Ha Joon unnie?".

"Lee Ha Joon? Kakakmu?".

"Emm". Ha Jin melanjutkan, "Lee Ha Joon bukan hanya sebagai seorang kakak. Dimataku dia hampir sempurna menjadi seorang wanita. Dia pintar, memiliki pendidikan tinggi yang semua nilai-nilainya sempurna. Dia cantik, hatinya sangat baik, dia tak pernah menyimpan satu pun kebencian pada orang lain. Dia cukup tinggi sebagai seorang wanita, itu menambah nilai kesempurnaan dirinya".

Ha Jin menjeda sebentar kalimatnya untuk mengambil nafas, "Aku selalu suka saat dia tersenyum padaku. Ayahku juga ibuku bahkan seluruh keluargaku sangat bangga padanya, unnie seperti sebuah simbol kebanggaan keluarga. Aku tak akan pernah lupa saat ayahku terus dan terus membanggakan kakakku setiap kali dia bertemu dengan rekan bisnisnya, ibuku selalu tersenyum ceria saat teman-temannya membicarakan betapa hebatnya kakakku. Sejak awal kakakku sudah di persiapkan menjadi pengganti ayahku untuk mengurus segala kerajaan bisnis kami dulu".

Kyuhyun menggeser sedikit posisinya agar bisa melihat wajah sendu Ha Jin, tersenyum penuh ketulusan Kyuhyun membawa satu tangannya untuk mengusap pipi kiri Ha Jin, "Sayang".

Ha Jin menggeleng dengan cepat, "Tidak, aku tahu kau akan memberikanku kalimat-kalimat penguat. Jangan, aku tak mau menangis. Aku hanya ingin bercerita, mengeluarkan apa yang pernah kurasakan".

Kyuhyun mengangguk.

Ha Jin kembali menyandarkan tubuh polosnya pada Kyuhyun.

"Ada saat-saat dimana, kamarku adalah saksi air mata yang tak bisa ku bendung lagi. Aku selalu menangis dalam diam, dalam rasa sakit yang kurasakan sendiri. Aku butuh pundak untuk bersandar tapi tak ada satu pun pundak yang bisa membuatku merasa nyaman dan aman. Kata orang, aku ini seorang introvert dan eu-um aku mengakui itu. Aku benci, tidak. Sederhananya mungkin aku kurang suka saat dimana keluargaku berkumpul. Jika tak menghargai ayah dan ibuku, aku bersumpah tak akan pernah mau berada di tengah-tengah perkumpulan keluarga yang terkadang selalu menjadikanku pokok pembahasan mereka. Pembahasan yang menurutku sangat membuatku tidak nyaman".

"Apa sayang? Pembahasan apa yang selalu mereka bahas dan terus melibatkanmu?".

Ha Jin tak langsung menjawab.

Hingga akhirnya berkata, "Ha Jin-ah, lihatlah betapa suksesnya kakakmu. Ha Jin-ah, apa kau tahu jika anak dari pemilik perusahaan yang memiliki banyak cabang usaha kemarin baru saja melamar kakakmu yang sempurna? Ha Jin-ah, kau ingin menjadi apa nantinya? Jika bisa jangan berjalan di jalan yang sudah pernah kakakmu jalani. Kakakmu terlalu sempurna dan kau pasti akan sangat susah mengikutinya. Ha Jin-ah, apa nantinya kau bisa sesukses kakakmu? Sekarang saja kau masih begini, tak ada perubahan sama sekali".

All I Need Is A Baby, End.Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang