"Aku sudah ternodai oppa".
Hee Bum tersenyum sembari menuangkan jus jeruk ke dalam gelas dengan satu tangan yang ia masukkan ke dalam saku celana-nya.
"Aku benar-benar ternodai". Sambung Ha Jin.
Hee Bum menyerahkan gelas jus jeruk yang ia bawa pada Ha Jin tapi sepertinya bayi kecilnya ini tak menghiraukan niat baiknya.
Ha Jin masih menyembunyikan sebagian wajahnya di balik bantalan sofa.
"Sebenarnya kau kenapa? Sudah dua hari kau merecoki dengan mengatakan hal yang sama, Kau bahkan tak keluar dari apartemen-mu". Hee Bum melanjutkan, "Kau bahkan tak membukakan pintu untukku, Aku menjadi khawatir. Untung saja aku tahu kode masuk apartemen jelek dan kecilmu ini".
Ha Jin kembali merajuk dengan menendang udara kosong pada kedua kakinya.
"Ha Jin-ah".
Ha Jin bangun dengan cepat lalu menggeleng sebentar dan menatap pasti pada mata Hee Bum yang ia sukai, "Aku di sengat lebah".
Hee Bum menaikkan satu alisnya tak mengerti.
"Lebah sialan brengsek keparat dan bedebah kotor yang menyebalkan".
Hee Bum menyimpan gelas jus jeruk-nya untuk kemudian kembali menatap Ha Jin, "Tapi wajahmu baik-baik saja. Di tubuhmu juga tak terlihat ada pembengkakan, Di sebelah mana kau tergigit?".
Ha Jin menunjuk ke arah bibir sendirinya.
Namun bukan itu yang membuat jantung Hee Bum hampir terlepas, Tingkah Ha Jin yang begitu saja mengambil satu tangannya untuk kemudian menyimpan satu jarinya di atas bibir bayi kecilnya itu yang membuat jantungnya terhenti selama tiga detik.
Hee Bum berdeham untuk menormalkan detak jantungnya kemudian menarik tangannya pelan lalu berkata, "Ma-maksudmu lebah itu menyengat bib—".
"Aku bersumpah akan membunuh lebah sialan itu. Aku akan memotong tubuhnya menjadi empat dan akan ku kubur hidup-hidup".
Hee Bum mendapatkan senyumnya kembali, "Kau terlalu berlebihan bayi kecil. Itu hanya lebih bukan manus—".
"Demi perasaanku padamu oppa aku bersumpah akan membunuh lebah jelek itu".
"Manus—Yyyeee?".
Tidak.
Hee Bum tak terkejut akan dua kata dalam kalimat Ha Jin yang menyebut, 'Demi perasaanku'. Sebab bayi kecilnya ini memang suka menyatakan perasaannya padanya tak peduli akan situasi apapun.
Yang membuat otaknya berpikir adalah dua kata di ujung kalimat Lee Ha Jin.
"Apa maksudmu dengan lebah jelek?".
Ha Jin membuang nafasnya kesal.
Mengingat kejadian dua hari yang lalu dimana bibir suci-nya yang hanya ia peruntukkan untuk Park Hee Bum tak lagi suci membuat darahnya menjadi mendidih.
Tak seharusnya pria jelek itu mencuri ciuman pertama-nya.
Bibir indah-nya ini sudah ia jaga untuk Park Hee Bum seorang.
Oh sial.
"Lee Ha Jin?".
Ha Jin mendesahkan nafasnya sekali lagi sebelum berkata, "Kau tahu bukan dua hari yang lalu aku mendatangi perusahaan itu?".
Hee Bum mengangguk.
"Aku bertemu dengan ahjussi itu—emm maksudku Na Hyun Sik lalu di tengah obrolan kami datanglah lebah jelek itu".
"Ha Jin-ah, Bisa lebih kau persingkat? Lebah jelek? Siapa—".
"Aku tak tahu siapa pria tak bermoral itu. Dia tiba-tiba saja datang menginterupsi pembicaraan dengan menawarkan sesuatu yang gila lalu begitu saja mencium bibirku".
KAMU SEDANG MEMBACA
All I Need Is A Baby, End.
RomanceDi pertemukan oleh Masalah. Di persatukan oleh Takdir. Di patahkan oleh Kenyataan. Lalu di sembuhkan kembali oleh Perasaan. 'Aku mencintaimu. Kau dengar itu?'.