'Ye? Apa katamu? Park Hee Bum, apa?'.
Boo Man menyimpan gelas wine-nya lalu lebih merapatkan telepon di telinganya, 'Bicara yang jelas, Park Hee Bum, apa? Dia kenapa?'.
Boo Man mendengarkan dengan seksama saat salah seorang kaki tangannya kembali bersuara dari ujung telepon, 'Mengalami kecelakaan. Mobilnya bahkan tak berbentuk lagi karena di tabrak oleh sebuah mobil besar pengantar bahan bakar minyak, tuan Park sempat berhasil keluar dari mobilnya sesaat sebelum mobilnya meledak hebat tapi kemudian dua motor dari arah yang berlawanan datang untuk memukul kepalanya keras lalu mematahkan dua ruas jarinya'.
'Yeeeee?'.
Boo Man tak mengerti mengapa hatinya menjadi gelisah, 'Du-duaaa jarinya apa?'.
'Tuan Kim, sebaiknya kau juga mulai berhati-hati'.
'Yahhh sialan, apa maksudmu?'.
'Cho Kyuhyun ada di balik apa yang terjadi pada tuan Park tadi'.
-J-
Ha Jin tahu jika hanya orang-orang dengan jiwa yang luar biasa-lah yang bisa menemani pasien trauma sepertinya, ilmu dasar itu juga ia pahami sebagai seorang dokter.
Dan memang hanya Cho Kyuhyun-lah yang paling mampu dan terbaik sejauh ini.
Tanpa pria itu, Ha Jin menyadari dirinya bisa jauh lebih terpuruk dari sekarang.
"Aku cukup takjub saat kau sanggup meninggalkan Ha Jin dalam keadaan dirinya yang memohon seperti itu dan menangis memilukan memintamu untuk tetap tinggal". Aku Hyun Sik.
"Ada apa? Cepat katakan, kenapa mendadak berkata kasar pada Ha Jin? Seperti bukan dirimu saja, sejauh yang kutahu kau tak pernah mengeluarkan kalimat-kalimat begitu pada Ha Jin".
Hyun Sik menyeringai merasa lucu lalu melirik sebentar pada pintu kamar Ha Jin yang hanya berjarak terlalu dekat dari posisinya sekarang.
Tepat.
Kyuhyun memang memilih keluar meninggalkan Ha Jin tapi pria lebah itu tak keluar untuk berjarak terlalu jauh pada Ha Jin.
"Aku tahu kau punya maksud lain, ada yang ingin kau katakan padaku bukan? Untuk itu kau meminta waktuku dengan menjadikan Gold Company sebagai alasan".
Hyun Sik sekali lagi membuang nafasnya malas lalu duduk tepat di samping Kyuhyun dengan nada sedikir serius berkata, "Yak, kau tak melupakan jati dirimu kan? Kau tak lupa punya perusahaan besar yang harus kau urus kan? Kau tak melupakan jika banyak project-project yang sedang berjalan dan butuh perhatianmu kan?". Hyun Sik menjeda sebentar kalimatnya sembari menaikkan satu alisnya, "Atau kau bukan Cho Kyuhyun yang asli?".
Kyuhyun menatap Hyun Sik datar, "Cepat katakan brengsek. Aku tak punya banyak waktu, aku harus kembali masuk ke dalam, aku tak bisa meninggalkannya seorang diri dalam waktu yang lam—".
"Kenapa? Kenapa, Cho Kyuhyun? Kau takut dia menghabisi nyawa-nya sendiri?".
"Brengsek, kau bosan hidup Na Hyun Sik?".
Hyun Sik menyunggingkan senyumnya untuk dua detik sembari mengangkat kedua tangannya ke udara, tanda jika dirinya menyerah untuk menggoda sahabat tampan-nya, "Semalam Kim Da Da mengirimiku sebuah pesan, pesan yang berisi aku harus segera mengecek surel perusahaan".
Kyuhyun mengernyit.
"Jujur saja aku mengabaikan pesan Da Da sebab aku sedang bersama gadisku".
"Gadis mana yang mau menghabiskan waktunya bersama pria miskin sepertimu?".
"Sialan kau. Aku ini banyak uang, pria dengan tabungan yang membengkak. Kau tak tahu saja". Hyun Sik melanjutkan setelah memberi tatapan membunuh pada Kyuhyun, "Singkatnya sejak membaca pesan Da Da, hatiku menjadi tak tenang jadi berangkat dengan perasaan itu akhirnya aku memutuskan memeriksa surel perusahaan".
KAMU SEDANG MEMBACA
All I Need Is A Baby, End.
RomanceDi pertemukan oleh Masalah. Di persatukan oleh Takdir. Di patahkan oleh Kenyataan. Lalu di sembuhkan kembali oleh Perasaan. 'Aku mencintaimu. Kau dengar itu?'.