Kyuhyun membawa tubuh lemas dan gemetar Ha Jin dalam satu gendongan yang ia syukuri masih bisa kuat untuk menopang kakinya yang sudah terasa sangat berat untuk melangkah, kenyataan Lee Ha Jin yang melemas hingga akhirnya jatuh pingsan di hadapannya bukanlah satu hal yang dirinya inginkan.
Semuanya berjalan sesuai garisnya, semuanya.
Sebelum dua orang yang sangat ingin dirinya cabik tiba-tiba muncul hingga membuat keringat dingin gadis bar-bar nya tak berhenti mengalir.
Hal yang sangat membuat Kyuhyun naik-pitam adalah tatapan mata Ha Jin yang menatap keparat Park Hee Bum dengan tatapan sangat takut sesaat sebelum jatuh pingsan dan tak sadarkan diri hingga detik ini.
"Tuan Cho, bisa kita bicara sebentar?".
Kyuhyun mengembalikan fokusnya pada sang dokter psikiater yang sedari tadi memasang wajahnya marah.
"Bicara saja disi—".
"Tidak bisa". Potong dokter itu cepat, "Ikutlah ke ruanganku, kita bicara disana".
Kyuhyun membawa kembali pandangannya pada Ha Jin yang sudah terkapar lemah diatas ranjang rumah sakit dengan garis wajah yang sangat memucat, tangan kanan gadis bar-bar itu terpasang selang infus sementara tangan kirinya berada dalam erat genggam tangan Kyuhyun.
Juga fakta Ha Jin harus di pasangkan Ventilator(Mesin pernafasan atau respirator, membantu pasien bernafas dengan memberikan oksigen murni ke paru-paru melalui tabung pernafasan yang di tempatkan ke dalam mulut atau trakea) sungguh satu pemandangan yang sangat Kyuhyun tidak sukai sekarang, gadis bar-bar nya sampai harus di berikan alat bantu pernafasan seperti itu
Sial.
Brengsek.
"Tidak apa-apa tuan Cho, aku dan para perawat akan menjaga nona Lee selama kau tak ada". Sahut dokter utama Ha Jin yang selama ini juga memantau perkembangan kesehatan Ha Jin.
Kyuhyun menggeleng.
Hatinya terasa berat untuk meninggalkan ruangan ini sekali pun dirinya hanya pergi ke ruangan dokter psikiater.
"Aku tidak bisa meninggalkannya. Kita bicara saja disin—".
Dan lagi-lagi sang dokter psikiater itu kembali memotong kalimatnya dengan berkata dalam satu nada yang terlalu kentara marah, "Ini menyoal kondisi kejiwaan nona Lee dan aku harus benar-benar bicara padamu, tuan Cho". Psikiater itu menambahkan dengan satu kata tegas, "Sekarang".
Pada akhirnya—walau pun dengan berat hati—Kyuhyun menyanggupi permintaan sang dokter psikiater.
Berada di dalam ruangan dokter psikiater ini bukanlah hal yang pertama baginya tapi—entah—Kyuhyun merasa ada satu aura lain saat dirinya memasuki ruangan ini hingga duduk di hadapan sang dokter.
"Apa kondisinya memburuk lagi? Tidak". Kyuhyun menggeleng keras untuk kalimat tanya-nya sendiri kemudian menambahkan, "Ha Jin baik-baik saja kan?".
Dokter itu cukup lama diam hanya dengan menatapnya sebelum membuka mulut untuk berkata, "Buruk".
"Dokter—".
"Apa yang terjadi tuan Cho? Bukankah sudah ku peringatkan padamu untuk menjaga nona Lee? Bukan hanya dari segi kesehatannya tapi juga kondisi mentalnya yang belum seratus persen pulih dan pagi ini kau berlari membawanya dalam keadaan tak sadarkan diri, apa yang sudah terjadi?".
Kyuhyun bisa memberikan jawaban atas tanya sang dokter namun entah mengapa lidahnya terasa keluh.
"Walau pun belum seratus persen dilakukan pemeriksaan secara menyeluruh tapi beberapa bagian tubuh nona Lee sudah dilakukan pengecekan dan sungguh betapa terkejutnya aku saat mendapati tanda pada salahsatu bagian alat vitalnya yang—". Dokter itu memejamkan matanya sebentar untuk kembali berkata, "Saat berada dalam pengawasanmu nona Lee tak mungkin di lecehkan kembali, bukan?".
KAMU SEDANG MEMBACA
All I Need Is A Baby, End.
RomanceDi pertemukan oleh Masalah. Di persatukan oleh Takdir. Di patahkan oleh Kenyataan. Lalu di sembuhkan kembali oleh Perasaan. 'Aku mencintaimu. Kau dengar itu?'.