"Oh Tuhan, Lee Ha Jin. Hatiku sungguh bahagia melihatmu malam ini".
Ha Jin merentangkan kedua tangannya menyambut Na Eun yang ingin memeluknya.
Malam ini, sahabatnya itu sangat cantik dengan balutan gaun putih panjang di tubuhnya dan sebuah hiasan kecil di kepalanya yang memperindah seorang Jung Na Eun.
"Kupikir kau tak akan datang. Percayalah, aku bahagia karena menikah hari ini tapi sebagian hatiku menjerit karena kupikir kau tak datang". Sambung Na Eun.
"Maafkan aku sedikit terlambat". Seru Ha Jin, "Aku bahkan tak melihat kalian mengucap janji suci tadi pagi".
Na Eun buru-buru menggoyangkan kedua tangannya di udara, "Tidak masalah, sungguh tidak masalah. Jika mau, aku bisa mengirimkan video saat kami mengucap janji suci di hadapan Tuhan tadi".
Ha Jin tersenyum.
"Aku benar-benar putus-asa, kukira aku benar-benar harus melalui pernikahanku tanpa kehadiranmu sampai tiga puluh menit yang lalu suamiku mengatakan jika kau dan Kyuhyun sedang dalam perjalanan kesini".
"Suamiku?". Seloroh Ha Jin menaikkan satu alisnya, "Kau terlalu pamer nona, ouwh baru juga sah dalam hitungan jam".
Dengan bangga Na Eun memamerkan cincin pernikahannya pada Ha Jin sembari menyeletuk, "Memang adanya begitu, aku sekarang resmi menjadi nyonya Na Hyun Sik".
"Yah, apa Na ahjussi tahu jika kau mencintai uangnya?".
"Tentu saja tahu, ouwh dia bahkan sudah membeli satu unit apartemen mewah untuk kami tinggali". Tambah Na Eun sangat bangga.
Na Eun melanjutkan setelah mengecilkan senyumannya, "Omong-omong, bagaimana caramu meyakinan Cho Kyuhyun untuk datang kesini? Suamiku bilang, Cho Kyuhyun bukan hanya menyewa pesawat untuk menjaga keselamatanmu tapi dia membelinya". Na Eun menggeleng, "Astaga Tuhan, sebelum bertemu denganmu kenapa takdir tak mempertemukanku terlebih dulu dengan Kyuhyun? Seberapa banyak pundi-pundi kekayaan yang dia miliki?".
"Kau akan mati berdiri jika melihat jumlah nol dalam rekeningnya".
"Jadi, kau menuruti saranku? Kau sudah melihat isi rekeningnya?". Goda Na Eun.
Ha Jin menjulurkan lidah sambil-lalu, "Aku terkejut saat sampai di bandara hingga naik keatas pesawat itu lalu tak melihat penumpang lain, aku bertanya lalu dengan santai dia menjawab; 'Karena peaswat ini milikmu sayang, aku membelinya semalam'. Kembali menggeleng Ha Jin melanjutkan, "Kurasa dia benar-benar sudah gila. Bagaimana mungkin dia membeli pesawat seperti membeli satu bungkus candy?".
"Ye, dia gila dan alasan dia menggila adalah kau".
Ha Jin menatap Na Eun dengan sengit.
Sementara Na Eun melanjutkan senyumnya dengan berkata, "Kau belum mengatakan padaku bagaimana caramu membuat dia merubah keputusannya hingga akhirnya mengizinkanmu untuk datang? Dari yang suamiku bilang, Cho Kyuhyun adalah jenis manusia yang kalau sudah mengeluarkan keputusan A maka sangat susah untuk merubahnya menjadi B apalagi Z. Bagaimana caramu? Apa kau menggunakan tubuhmu?".
"Oh Tuhan, mulutmu Jung Na Eun".
Na Eun menjulurkan lidahnya.
"Berhenti mengatakan suamiku dan suamiku dan suamiku di depanku, astaga aku tak akan merebut Na ahjussi darimu. Kau membuat perutku mual".
Dengan lebih agresif, Na Eun mengusap-usap perut Ha Jin untuk berkata, "Mual? Apa bayi lucumu akan segera menjadi kakak?".
Ha Jin membulatkan mulutnya dengan setengah tertawa, "Sial".
Sementara Na Eun melanjutkan tawa lebarnya, beberapa saat kemudian Kyuhyun datang dengan kedua tangannya yang menggendong sang bayi lucu.
"Ohhhh cintaku-bayi lucuku. Ternyata kau juga ikut". Seru Na Eun kembali dengan raut bertambah ceria.
KAMU SEDANG MEMBACA
All I Need Is A Baby, End.
RomanceDi pertemukan oleh Masalah. Di persatukan oleh Takdir. Di patahkan oleh Kenyataan. Lalu di sembuhkan kembali oleh Perasaan. 'Aku mencintaimu. Kau dengar itu?'.