***
Terima kasih untuk semua yang sudah mendoakanku kemaren, semoga doa-doa baik itu kembali dalam bentuk kebahagiaan untuk kalian.
Me love you ^^v
Paris dan enam bulan kini usianya.
Ha Jin tersenyum menatap dirinya dalam sebuah cermin yang menampilkan keseluruhan tubuhnya yang mulai menunjukkan perubahan bentuk khususnya pada bagian perut.
Baju merah bercorak bunga diatas lutut yang ia kenakan sore ini tiba-tiba membuat hatinya bertambah senang.
"Yah, pria lebah. Kata nenekmu, baju ini dulu adalah hadiah yang ayahmu berikan untuk ibumu dan masih kata nenekmu, ibumu dulu memakai baju ini saat usiamu dalam kandungannya sudah enam bulan".
Ha Jin menambah tarikan garis senyumnya sembari mengusap perutnya senang, "Bayimu juga enam bulan hari ini". Menghilangkan senyumnya yang sejak tadi merekah, Ha Jin berbalik menatap Kyuhyun yang masih diam tak bersuara, "Kau benar-benar tak mau mengusap perutku?".
Menarik nafas panjang, Ha Jin menatap dirinya sekali lagi di dalam cermin lalu berjalan kearah Kyuhyun.
Menarik kursi yang berada di sekitar, Ha Jin mendudukkan dirinya sembari memberenggut menatap Kyuhyun, "Kapan kau mau membuka matamu, hmm?".
Ha Jin melanjutkan dengan, "Kau yang memintaku untuk mengandung bayimu tapi justru kau sendiri yang membiarkanku sendiri mengurus kehamilan ini, menyebalkan".
Membiarkan angin sore Paris menyentuh permukaan kulit wajahnya yang masuk dari sela jendela, Ha Jin mengambil beberapa detik untuk mengatur perubahan emosionalnya yang akhir-akhir ini benar-benar tak tertebak.
Kadang ia menangis hanya karena melihat sepotong kue yang di santap bahagia oleh sepasang kekasih atau lebih parahnya lagi, Ha Jin mengingat empat hari lalu dirinya tiba-tiba menangis hanya karena menginginkan ayam goreng tapi harus buatan pria lebah di depannya ini.
Ha Jin tak ingin mengelak akan kerinduannya pada pria lebah jelek ini lagi.
"Sudah empat bulan kau begini, harus berapa lama lagi aku menunggu? Apa perasaan ini juga yang kau rasakan saat merawat dan mengurusiku dalam fase trauma-ku? Perasaan lelah hingga muak yang terus melebar, kau juga merasakan itu dulu saat merawatku? Tapi, mengapa kau tak pernah mengeluh satu kali pun, hmm? Kau tak lelah mengurusiku dengan segala tantrum-ku?".
Membuang nafasnya yang terasa sesak, Ha Jin berdiri dari duduknya untuk berpindah duduk diatas ranjang rumah sakit Kyuhyun yang lebih terlihat seperti ranjang tidur pribadi.
Mengambil satu tangan pria lebah itu yang bebas dari selang infus, Ha Jin tersenyum saat meletakkan tangan besar Kyuhyun diatas perutnya, "Bayimu benar-benar banyak permintaan, kau harus tahu itu. Eu-um, aku juga banyak makan sekarang. Jung Na Eun bilang itu hormon kehamilan dan nenekmu, wah. Dia benar-benar gila jika menyangkut makananku. Aku merasa perutku hampir meledak karena dia yang terus-menerus menyuruhku makan ini dan itu belum lagi semua vitamin yang dia berikan dan katanya harus ku minum".
Ha Jin menggoyang-goyangkan tangan Kyuhyun diatas perutnya, "Seperti hari ini, aku tak tahu maksud nenekmu apa yang tiba-tiba memberikanku baju ini. Dia hanya bilang jika baju ini adalah peninggalan ibumu, baju yang katanya ibumu sangat suka dan sayangi. Apa karena baju ini dari ayahmu untuk itu ibumu sangat suka dengan baju ini? Tapi kenapa nenekmu memberikan baju ini padaku?".
Tersenyum kembali, Ha Jin melanjutkan masih dengan posisi tangan Kyuhyun di perutnya, "Usianya sudah enam bulan. Aku sudah enam bulan mengandungnya pria lebah, satu detik saja apa kau tak mau mengusap-usap bayimu dengan tanganmu sendiri?". Ha Jin menambahkan dengan sedikit menekuk wajahnya, "Jangan terlalu lama jika ingin menghukumku, tidak. Jangan dengan cara seperti ini jika mau menghukumku. Bangunlah, ng? Temani aku dalam masa-masa kehamilan ini, bayinya butuh ayahnya".
KAMU SEDANG MEMBACA
All I Need Is A Baby, End.
RomanceDi pertemukan oleh Masalah. Di persatukan oleh Takdir. Di patahkan oleh Kenyataan. Lalu di sembuhkan kembali oleh Perasaan. 'Aku mencintaimu. Kau dengar itu?'.