Lee Ha Jin bukan terperangah karena mendapati dirinya baru saja menaiki sebuah helicopter, Melainkan jantung-nya belum berhenti berdetak kencang karena keras-nya bunyi dentuman bom itu.
Gedung yang baru saja ia pijaki benar-benar hancur.
Runtuh tak bersisa.
Lee Ha Jin masih mengingat dan merekam dengan jelas detik-detik gedung itu hancur lebur, Kedua mata-nya membelalak sempurna saat helicopter yang membawa-nya baru mengudara sekitar dua menit ketika bom itu akhirnya menghancurkan segala sisi gedung.
Apa yang sebenarnya terjadi?
Tidak, Mengapa ada upaya pemboman di dalam gedung yang cukup terpandang di Hongkong?
Lalu bagaimana orang-orang yang masih berada di dalam gedung itu?
Sial, Bagaimana dengan paman-nya?
"Kuharap kau baik-baik saja, Samchon".
"Aku yang terluka".
Ha Jin tersentak.
Ah. Benar.
Pria lebah itu.
"Mengapa yang kau cemaskan paman-mu?". Sambung Kyuhyun.
Ha Jin menghiraukan Kyuhyun sembari menatap ke sekelilingnya.
Sebuah hotel.
Hotel Hongkong yang sangat mewah.
Helicopter tadi mendarat dengan sempurna di atap hotel ini, Nyawa-nya belum terkumpul hingga seratus persen saat pria lebah di sampingnya ini kembali menggenggam tangannya untuk di bawa masuk ke dalam area hotel.
Ha Jin tak tahu dan tak sempat melihat ke lantai berapa Kyuhyun membawanya saat memasuki elevator tadi.
"Apa kau seputus-asa itu?".
Kyuhyun hanya mendengus sembari meliriknya sebentar.
"Sudah kukatakan aku menolak menjadi ibu bayimu. Sial, Kenapa membawaku ke hotel? Dan yah, Bukankah hotel ini terlalu mewah dan mahal untuk kau menginap? Kau hanya seorang karyawan biasa". Ha Jin berpikir sebentar, "Atau kau simpanan nyonya-nyonya yang haus akan belaian?".
Kyuhyun meringis.
Bukan karena ucapan gadis di sampingnya tapi karena luka tembak sialan yang mengenai lengan atasnya.
"Lebih baik kau berterima-kasih padaku karena menyelamatkanku dari maut daripada menggunakan otakmu untuk menduga-duga". Kyuhyun berusaha membuka kemeja hitam-nya yang mendadak menjadi pekerjaan cukup sulit karena rasa perih yang menjalari lengannya, "Atau setidaknya gunakan sedikit kemampuanmu untuk membantuku mengobati luka sialan ini".
Ha Jin berdeham.
Ia melupakan fakta jika pria lebah di hadapannya sedang merintih karena sebuah luka tembak.
Ha Jin bersumpah kedua kakinya baru akan bergerak untuk mencari kotak obat ketika pintu utama terbuka dan menampilkan seorang wanita yang berpenampilan....
"Tuan. Ya Tuhan, Tuan. Apa yang terjadi padamu?". Seru wanita itu penuh kekhawatiran.
Kyuhyun masih meringis saat menjawab, "Apa Na Hyun Sik yang memberitahumu? Padahal kau tak perlu datang, Harusnya kau melanjutkan untuk bersenang-senang disini. Aku sudah memberimu waktu".
Wanita di hadapan Kyuhyun yang penuh dengan raut kecemasan itu menggeleng, "Tuan Na menelepon dan mengatakan semuanya padaku termasuk soal kau yang tertembak. Ya Tuhan, Saat mendengarnya aku bahkan tak bisa merasakan detak jantung-ku lagi. Jangan mengkhawatirkan soal kesenanganku sebab aku kesini untuk menemani perjalanan bisnis-mu".
KAMU SEDANG MEMBACA
All I Need Is A Baby, End.
RomanceDi pertemukan oleh Masalah. Di persatukan oleh Takdir. Di patahkan oleh Kenyataan. Lalu di sembuhkan kembali oleh Perasaan. 'Aku mencintaimu. Kau dengar itu?'.