"Maafkan aku, hmm?".
Kyuhyun tersenyum lalu mengusap lembut rambut panjang Ha Jin yang terurai indah.
"Tidak apa-apa nona manis, penerbangan hanya di mundurkan sampai nanti malam bukan di batalkan. Bukan salahmu jadi berhenti meminta maaf, ok?".
Ha Jin menghela nafasnya cukup panjang sembari memberenggut.
Tiga puluh menit yang lalu Na Hyun Sik menelepon untuk memberitahu Kyuhyun jika jadwal penerbangan yang tadinya terjadwal sore hari di mundurkan menjadi malam nanti karena alasan operasional oleh maskapai penerbangan.
Kyuhyun tersenyum, "Obat pagimu sudah kau minum?".
Ha Jin mengangguk.
"Vitamin-mu?".
Ha Jin kembali mengangguk.
Kyuhyun ikut mengangguk sebentar lalu kembali mengusap rambut Ha Jin yang akhir-akhir ini menjadi satu kebiasaan barunya.
"Lalu apa gerangan yang mengusik hati gadis manisku ini hmm?".
Ha Jin menatap Kyuhyun intens, "Kenapa kau bisa menebak hatiku sedang terusik?".
Kyuhyun kembali tersenyum untuk berkata, "Wajahmu".
"Wajahku?".
"Hmm. Sejak kau bilang ingin tidur lagi tadi lalu satu jam kemudian terbangun, membersihkan tubuhmu, makan dan lalu meminum obatmu, sejujurnya aku sudah merasakan satu hal lain dari raut wajahmu. Matamu terpancar terlalu sedih". Kyuhyun bergeser untuk lebih mendekat, "Ada apa? Apa yang mengusik hatimu hingga mengirimkan pancaran kesedihan lewat matamu? Mau membaginya denganku, hmm?".
Ha Jin sudah merapalkan berulang kali di dalam otak dan hatinya untuk tidak menitihkan air mata di waktu yang masih pagi ini tapi air bening itu seolah tak lagi bisa untuk bekerjasama terlebih saat Kyuhyun menarikan satu jarinya untuk menghapus bulir air mata itu.
Satu jari Kyuhyun yang pria lebah itu gunakan untuk menghapus bulir air matanya entah mengapa membuat Ha Jin merasakan satu getaran hebat di jantung dan hatinya.
Seolah Kyuhyun bisa mengerti seluruh resah hatinya tanpa harus bersuara.
Kenapa harus Kyuhyun yang bukan anggota keluarganya yang bisa mengerti dengan baik teriakan rasa sedih hatinya?
Kenapa?
"Kenapa air mata ini selalu suka merusak pemandangan wajah cantikmu?". Kyuhyun berusaha untuk mengirimkan satu ketenangannya dengan kembali berkata, "Sepertinya aku harus berkonsultasi dengan pawang air mata agar kau tidak terus mengeluarkannya. Bagaimana, setuju?".
Dan kelakar Kyuhyun sedikit berhasil saat Ha Jin menyentuh tangan Kyuhyun untuk kemudian gadis bar-bar itu genggam. Walau pun hanya untuk dua detik tapi Kyuhyun bersyukur karena mampu membuat Ha Jin tersenyum.
"Kenapa kau bisa memahami hatiku dengan sangat baik?". Seru Ha Jin dengan masih bergelinang air mata, "Kenapa kau seolah bisa merasakan jika aku sedang bersedih? Kau bahkan bukan anggota keluargaku tapi kau sungguh ahli dalam mengetahui apa yang hatiku rasakan. Rasanya sungguh tak adil, aku selalu bisa menahan air mataku jika di hadapan orang lain, aku tak pernah mau mereka melihatku bersedih, aku hanya ingin orang-orang menatapku sebagai gadis pemberani dan tak terkalahkan oleh kejam dunia, aku ingin menyimpan semua kesedihan dan air mataku untuk diriku sendiri". Ha Jin menggeleng, "Tapi saat bersamamu kenapa aku bisa sesantai itu untuk melepaskan semua emosional-ku? Kau tahu?".
"Apa sayang?".
Ha Jin menekuk bibirnya untuk menghalau air matanya yang akan mengalir semakin deras, "Sekarang aku sangat ingin menangis dengan keras hanya karena aku tahu ada kau di sampingku yang akan selalu menghapus jejak air mataku".
KAMU SEDANG MEMBACA
All I Need Is A Baby, End.
RomanceDi pertemukan oleh Masalah. Di persatukan oleh Takdir. Di patahkan oleh Kenyataan. Lalu di sembuhkan kembali oleh Perasaan. 'Aku mencintaimu. Kau dengar itu?'.