"Bukankah dia semakin mirip denganmu?".
Kyuhyun tersenyum saat akhirnya Ha Jin membalas tatapannya setelah hanya terdiam menatap bayi lucu dalam gendongannya selama dua puluh menit.
Ha Jin hanya diam menatapnya tanpa bersuara sama sekali hingga di detik ke dua berkata, "Saat kau menyentuh tubuhku, apa yang ada di pikiranmu?".
Kyuhyun tak menyangka akan pertanyaan acak yang di ucapkan Ha Jin sementara Ha Jin kembali menatap bayi yang masih menutup mata dalam gendongannya sembari sesekali membelai pipi lucu kecilnya, "Saat kau memilihku untuk menjadi ibu dari bayimu, sebenarnya apa yang kau pikirkan? Memilikinya hanya untuk membalas rasa sakit hatimu karena di terlantarkan oleh keluarga ayahmu?".
Kyuhyun punya jawabannya tapi dirinya terlalu takut jika cara penyampaiannya bisa salah di artikan oleh Ha Jin, dokter berulang kali memperingatinya untuk tak memancing sesuatu yang dapat menyebabkan Ha Jin kembali di luar kontrol.
"Sebab jujur saja, aku pernah merencanakan sesuatu yang sangat rapi. Di luar fakta Na Eun membohongiku soal obat penahan kehamilan itu yang kutahu adalah obat-obat yang ku minum akan mencegahku untuk hamil tapi aku juga sudah menyiapkan situasi lain jika pada akhirnya kau berhasil menanam benihmu padaku. Aku sudah menyiapkan satu rencana jika akhirnya aku hamil, aku akan melahirkan anak itu lalu saat dia terlahir, aku akan menyerahkannya padamu lalu menagih perjanjian tentang makam kakakku. Aku meninggalkan bayi yang ku kandung padamu lalu pergi membawa makam kakakku kembali dan bersikap seolah tak pernah melahirkannya".
Ha Jin menjeda sebentar kalimatnya untuk menahan getir hatinya, "Aku pernah sekejam itu. Yang di otakku adalah kau menginginkan bayi, aku memberikanmu dan sebagai gantinya kau memberikan kembali lahan makam kakakku".
Kyuhyun belum bersuara sama sekali, Ha Jin kembali menatap Kyuhyun dengan sedikit tersenyum walau bulir air matanya tetap jatuh, "Saat pertama kali dia berada dalam dekapku setelah ku lahirkan, perasaanku mulai egois. Aku mulai mencintai makhluk kecil yang terlahir dari dalam diriku yang tadinya bahkan berniat ku tinggalkan padamu, setiap detik yang ku lalui dengannya semakin membuatku serakah terlebih saat untuk pertama kalinya tangan kecilnya menggenggam satu jariku, makhluk kecil itu tersenyum padaku. Keserakahanku semakin tak terbendung, aku ingin menjadi ibunya untuk waktu yang lama. Seterusnya, tanpa batas. Makhluk kecil yang tadinya ingin ku hilangkan dari catatan hidupku berbalik menjadi keserakahan bagiku". Ha Jin tak bisa menahan tangisnya saat kembali berkata sembari terus menatap mata Kyuhyun, "Aku mencintai bayi ini". Lalu menggeleng, "Ataukah tak seharusnya aku mencintainya? Apa saat berada di dalam kandunganku dia mendengar niatku untuk meninggalkannya? Untuk itu dia memutuskan kembali pada Tuhan? Apa bayi ini benci padaku?".
Kyuhyun menggeser posisinya agar lebih dekat lalu mengusap air mata Ha Jin, "Kenapa kau menyebut dan menyimpulkan perasaan tulusmu adalah sebuah keserakahan, hmm?". Kyuhyun menatap sekilas bayinya lalu kembali menatap wajah Ha Jin, "Orang yang paling berhak mencintai bayi ini adalah kau. Kau, ibunya. Ibu yang mengandungnya dan ibu yang membawanya ke dunia".
Kyuhyun mengusap pelan pipi Ha Jin untuk kembali berkata, "Sayang, sejujurnya aku cukup terkejut dengan perkataanmu. Jujur saja aku tak pernah berpikir kau pernah membuat rencana seperti itu, itu terlalu kejam walau pun aku tahu aku juga alasan mengapa kau memikirkan rencana seperti itu". Kyuhyun tersenyum kecil sebentar sembari membelai sayang kepala lucu bayinya, "Bayi kita tak pernah membencimu".
Kyuhyun kembali menatap Ha Jin untuk berkata, "Dia sangat sayang padamu".
"Benarkah?".
Kyuhyun mengangguk.
"Dia juga mencintaimu bahkan sebelum perasaan cinta untuknya tumbuh di dalam dirimu, bayi kita sudah mencintaimu terlebih dulu. Di tengah semua kekacauan yang terjadi dan tanpa aku yang mendampingimu, kau tetap menjaganya. Tetap melindunginya hingga akhirnya berhasil melahirkannya, bayi lucu kita terlahir dengan sehat tanpa kekurangan satu pun dan semua itu karena perjuanganmu sebagai ibunya yang hebat".
KAMU SEDANG MEMBACA
All I Need Is A Baby, End.
RomanceDi pertemukan oleh Masalah. Di persatukan oleh Takdir. Di patahkan oleh Kenyataan. Lalu di sembuhkan kembali oleh Perasaan. 'Aku mencintaimu. Kau dengar itu?'.