Life Is Between A&B-10

325 61 7
                                    

Ada satu hal yang Ha Jin baru ketahui hari ini, tepatnya pukul delapan pagi waktu Paris.

"Pria lebah itu benar-benar melakukannya? Maksudku, darimana dia tahu jika kamar inap di depan kamarnya kosong?".

Na Eun memandang Ha Jin dengan satu alis yang meninggi.

Fakta sahabatnya ini sudah mau bicara lebih dekat dengannya adalah hal yang Na Eun sangat syukuri. Lee Ha Jin sahabatnya tak lagi terlalu marah padanya walau pun sesekali sahabatnya ini masih sering mengungkit kesalahannya itu.

"Jung Na Eun, kau tak menjawabku?".

Na Eun melanjutkan pekerjaan tangannya yang mengupas kulit jeruk sembari berkata, "Aku juga tidak tahu pria lebahmu itu tahu darimana kamar inap di depan kamar inap-nya kosong. Yang jelas saat kau kembali pingsan, dia langsung mengangkat tubuhmu. Berjalan keluar dari kamar inap-nya lalu membuka keras pintu kamar inap ini dengan satu kakinya".

Na Eun menggeleng sembari tetap mengupas kulit jeruk, "Bukankah selama enam bulan ini dia koma? Kenapa bisa tahu kamar inap di depan kamarnya kosong dan langsung membawamu masuk ke dalamnya? Apakah Cho Kyuhyun setelah mengalami tidur yang cukup panjang dia jadi memiliki kekuatan supranatural?". Na Eun menghentikan sebentar kalimatnya lalu menatap Ha Jin, "Atau jangan-jangan pria lebahmu itu selama enam bulan ini membohongi kita semua dengan koma?".

Ha Jin membalas tatapan Na Eun dengan diam sampai detik ke enam, memperbaiki posisi duduknya doatas ranjang, Na Eun bersuara datar, "Jung Na Eun, apa kau lupa membawa perangkat otakmu?".

Na Eun memberenggut sebentar lalu melanjutkan tangannya mengupas jeruk, "Aku tak bermaksud berpikiran jelek padanya tapi maksudku, dia benar-benar ajaib. Bagaimana jika saat dia mendorong pintu kamar ini ternyata di dalamnya ada pasien?".

Ha Jin melipat kedua tangannya keatas perut sembari menatap ke sekeliling kamarnya, "Mungkin dia benar-benar memiliki kekuatan supranatural sekarang".

"Ye?".

Ha Jin menggeleng lalu kembali menatap Na Eun, kali ini dengan lebih serius, "Omong-omong, kenapa kau kesini? Maksudku, kenapa tiba-tiba datang? Na ahjussi bahkan juga ikut datang sementara aku tahu selama Cho Kyuhyun sakit, urusan kantor semua di tangani olehnya. Pasti dia banyak sekali pekerjaan tapi harus mengikutimu kesini".

Na Eun melirik sekilas pada Ha Jin, "Kau harus menggaris bawahi jika aku tak pernah menyuruhnya ikut, dia sendiri yang mau ikut. Tadinya aku juga tak ada rencana sama sekali untuk kesini, maksudku rencana untuk menjengukmu di Paris ada tapi bukan dalam waktu dekat. Aku kesini karena khawatir nenek Kyuhyun akan melakukan sesuatu yang berlebihan padamu setelah termakan oleh rumor yang di lempar oleh sampah busuk itu dan ketakutanku juga firasatku nyata adanya. Hooo sial, aku bahkan masih merasakan darahku mendidih saat mengingat dia mendorongmu. Bisa-bisanya dia melakukan itu padamu, brengsek apa dia lupa jika bayi cucunya ada di perutmu? Bagaimana jika sesuatu yang buruk terjadi pada bayi dalam kandunganmu? Sial, bagaimana jika kau kegugura—".

"Yah, perhatikan kata-katamu".

Na Eun mengangguk, "Maaf, aku hanya terlalu takut. Sial, tidak. Aku benar-benar takut. Na Hyun Sik tak salah saat menyebut nenek Kyuhyun adalah monster".

Membuang nafasnya panjang, Na Eun menggeleng lalu melanjutkan, "Wanita tua itu memang monster. Tidak, kurasa wanita tua itu adalah ibu dari ibunya, ibu monster".

Saat Ha Jin hanya diam tak merespon kalimatnya, Na Eun menghentikan kegiatan tangannya yang mengupas kulit jeruk lalu melanjutkan dengan sedikit takut, "Yah, apa aku tak seharusnya berucap seperti itu? Kau tak suka aku menyebut nenek pria lebahmu seperti itu?".

Ha Jin menarik nafasnya panjang lalu bersandar pada kepala ranjang dengan menggeleng, "Aku ingin bilang tak suka tapi nyata-nya dia memang seperti monster". Lalu melanjutkan, "Aku bahkan tak tahu apa yang akan terjadi setelah ini?".

All I Need Is A Baby, End.Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang