5. SHDC«» Sah

509 67 14
                                    


Assalamualaikum

Jangan lupa tinggalkan jejak sebelum membaca

Ada typo? Komentar ya makasih

Gus Faiz mulai mengalah ia berjalan menuju kamar mandi untuk menyegarkan diri, kini ada Habib Raihan dan Gus Ikhsan yang diam menatap bantal berserakan

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Gus Faiz mulai mengalah ia berjalan menuju kamar mandi untuk menyegarkan diri, kini ada Habib Raihan dan Gus Ikhsan yang diam menatap bantal berserakan.

"Ikhsan, hukuman kamu adalah membersihkan itu jika tidak membersihkan serapi mungkin jangan harap ikut ke akad," ucap Habib Raihan.

"Mas, Raihan tidak mau bantu?" Tanya polos Gus Ikhsan.

"Kamu yang berantakin ini, ayo cepat." Habib Raihan keluar, Gus Ikhsan mulai membereskan semuanya sembari menggumam terus menerus.

"Berisik, jangan bergumam terus ayo kerjakan!" Omel Gus Faiz di dalam kamar mandi.

Gus Ikhsan mulai menatap tangannya ia mulai memetik tangan sebanyak tiga kali. "Satu, dua, tiga senyum Ikhsan," ucap Gus Ikhsan ia mulai tersenyum.

Setelah Gus Ikhsan membereskan semuanya ia bergegas mandi dan silat shubuh bersama Ayahnya.

Semua orang mulai bersiap-siap memakai pakaian rapi, mempersiapkan seserahan.

Ratih mulai memakai gamis berwarna putih dengan kerudung coklat susu, duduk di belakang Tiara yang sedang di make up.

Kamar Tiara begitu luas, sangat rapi dan harum. Membuat Ratih hanya bisa mengucapkan masya Allah.

Menatap calon mempelai putri yang begitu cantik, memakai hijab yang syar'i, memakai gaun pernikahan berwarna putih dengan make up yang tipis karena kulit Tiara sudah putih, serta mahkota di atas kepalanya itu.

"Mbak make up sudah selesai, ada yang tidak nyaman?" Tanya perias.

"Tidak ada, ini sudah cukup apakah ini tidak terlalu menor?" Tanya Tiara.

"Tidak Mbak, ini sangat simple sekali hena di tangan, mahkota dan hujan yang syar'i sudah sangat cocok, ini tidak berlebihan," jawabnya.

"Ratih, kamu di sini bukan?" Tanya Tiara.

Ratih mulai menghampiri kakaknya sembari tersenyum menatap Tiara. "Kenapa tersenyum seperti itu?" Tanya Tiara.

"Jika aku lelaki pasti melihat Kakak, akan jatuh cinta," goda Ratih.

"Hemm, benarkah ini tidak terlalu berlebihan?" Tanya Tiara.

"Masya Allah begitu cantik Kak Tiara tidak ada yang berlebihan," puji Ratih.

"Kamu sendiri, kenapa tidak make up tipis Ratih?" Tanya Tiara.

"Saya, enggan untuk memakainya, lagi pula bukan aku juga yang menikah kan," jawab Ratih.

Secercah Harapan Dan Cinta Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang