67.SHDC«» Shower

134 21 0
                                    

Assalamualaikum

Jangan lupa tinggalkan jejaknya ya, berupa vote dan komentarnya.

  Menemukan typo? Bilang ya makasih 🙂🙏🏻

  Menemukan typo? Bilang ya makasih 🙂🙏🏻

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Tok ... Tok

    Ratih masih berpikir menghiraukan ketukan pintu tersebut.

  Tok ... Tok

"Ratih, ini aku Ikhsan. Apa kau sudah tidur?"

  Ratih mendengar ketukan itu langsung membuka pintu. "Ada apa Gus?"

"Apa kau tidak mau mandi?"

  Ratih membulatkan matanya dengan sempurna mendengar ucapan Gus Ikhsan. "Ayo aku ajarkan," ucapnya yang langsung masuk menuju kamar mandi.

"Ajarkan apa Gus?" lirih Ratih.

"Aku mengajarkan menggunakan showernya," ucap Gus Ikhsan sembari menoleh ke arah Ratih.

  Ratih terkekeh pelan mendengar jawaban Gus Ikhsan, Gus Ikhsan mengajarkan cara bagaimana menggunakan shower, setelah selesai Gus Ikhsan keluar dari kamar Ratih. Ia langsung mandi.

Ratih beranjak ke kamar mandi, setelah itu merebahkan tubuhnya itu. "Haa lelah sekali, orang kampung mainnya ke hotel aku baru tahu namanya shower," gumam Ratih sembari menutup matanya itu.

Di sisi lain Gus Ikhsan menatap ponselnya itu duduk di atas tempat tidur, sorotan matanya tertuju pada jam dinding dengan jarum jam yang bergerak.

  "Tidak ku sangka beberapa hari lagi pernikahan Ratih dan Mas Raihan akan di lakukan beberapa hari lagi. Aku juga akan pergi meninggalkan kota ini mengharapkan sesuatu setelah pernikahan itu sudah selesai, harapanku dia bahagia dan aku bisa hidup tanpanya," ucap Gus Ikhsan.

    Ia mulai menatap ponselnya itu dan mulai membuka aplikasi Al Qur'an, ia mulai membuka surat Al Baqarah dan membacanya.

    Di sisi lain Ratih membuka matanya kembali ia mulai duduk ada rasa khawatir terjadi besok. "Astagfirullah aku terlalu over thingking," ucapnya.

   "Aku terlalu khawatir bagaimana, apa aku bisa bertemu dan mereka menerimaku atau tidak," ucapnya.

     Ia mulai mengambil tasbih di meja samping tempat tidur ia mulai berdzikir sembari menutup mata kembali berbaring dengan tangan yang memainkan tasbih.

   Suara alarm di telpon seorang lelaki membuka matanya meraih ponselnya yang terdengar suara alarm.
"Jam tiga," gumamnya.

   Gus Ikhsan duduk dan meraih botol minum ia mulai meminumnya dengan mulut yang mengucapkan basmallah sebelum minum dengan mata yang tertutup.

  "Aku harus solat malam," lirih Gus Ikhsan sembari membuka matanya lalu beranjak ke kamar mandi.

  Sedangkan Ratih masih setia di tempat tidurnya memeluk bantal guling begitu nyaman dengan di baluti selimut.

Secercah Harapan Dan Cinta Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang