assalamualaikum
dari pada kesel sama Fania yuk baca part ini mengandung gemas dari Riana apa lagi polosnya Gus Ikhsan 😂
Ada typo? Komentar ya jangan lupa votenya terima kasih
Kini wajah tersenyum bahagia terpancar dari seorang lelaki berpakaian kemeja hitam dengan sarung berwarna hitam itu duduk manis di depan meja belajarnya sembari memegang telpon berisi banner pembukaan pendaftaran kuliah."Haa ... aku sangat lega hari ini, aku akan mendaftarnya nanti dan mempersiapkan segalanya," ucap Gus Ikhsan, ia mulai meraih gelas berisi air putih itu dan meminumnya tiga tegukkan.
"Hebatnya dirimu, tersenyum bahagia sedangkan Abahmu ini bangkrut karena ulahmu," sambung seorang lelaki membawa sebuah dokumen di tangannya dengan wajah yang begitu kesal.
Gus Ikhsan menaruh gelas kembali ke tempat dan ponselnya itu mulai terdiam melihat Abahnya marah. "Lihat, ini. Dia benar-benar mencabut saham sebesar 90% kamu memangnya punya uang segitu besarnya sampai kamu membuangnya seperti itu?" Omel Abah.
Gus Ikhsan terdiam tidak berani membantah ucapan Abahnya itu. "Sampai kapan aku harus ribut, per beda pendapat seperti ini terus? Aku mengurusi Abah dengan senang hati ya Allah karena ia banyak berjasa kepadaku akan tapi, bukannya aku menginginkan timbal balik yang baik. Tapi ku inginkan hanyalah Abah menyadari betapa sayangnya diriku padanya, aku tidak menginginkan apa pun selain kasih sayangnya dan dua keinginanku ini," batin Gus Ikhsan.
[17/5 16.40] قوونا فيا اكهس✩: "Kenapa diam? Benar kan kata Abah?! Pergilah jauh-jauh dari Abah dan Kakek!" Kesalnya."Abah, maafkan diriku. Menerima lamaran karena menginginkan mempertahankan saham itu salah Abah, Abah tidak ada tabungan sama sekali untuk memperbaiki bisnis Abah?" Tanya Gus Ikhsan.
"Tabungan Abah tidak sebanyak itu Ikhsan! Sudahlah, kamu tidak akan mengerti apa maksud Abah. Terserah kamu mau melakukan apa saja, tidak akan ada yang melarang dirimu Abah juga sudah lelah dan percuma saja sejak kecil abah mengajaraimu akan tapi tidak ada hasilnya sama sekali," kesalnya ia mulai pergi dari kamar Gus Ikhsan.
Gus Ikhsan mengingat masa lalunya yang begitu pahit. "Ketika anak-anak pada umumnya tersenyum bahagia, tertawa suka riya di usianya empat tahun, aku di kurung di kamar di tuntut untuk bisa belajar ilmu agama, itu memang hal yang baik. Tapi merebut tawa anak kecil itu juga tidak baik Abah, masa kecil tidak akan bisa terulang kembali," batin Gus Ikhsan.
Flash Back on
Anak kecil berumur tiga tahun mulai menatap anak-anak seusianya itu bermain di taman bermain, dia diam tanpa berbicara dengan matanya mulai berkaca-kaca. "Abah apakah aku boleh bermain dengan mereka?" Tanya Gus Ikhsan tersenyum menatap Abahnya sedang mengantri untuk membeli es krim.
KAMU SEDANG MEMBACA
Secercah Harapan Dan Cinta
RomanceINI CERITA LANJUTAN DARI TANGISAN SANTRIWATI INI ADALAH SEASON 2 DARI STORY TERSEBUT. PASTIKAN KALIAN SUDAH MEMBACA STORY TANGISAN SANTRIWATI 1. Setelah Ratih keluar dari pondok pesantren yang membuatnya dididik untuk mandiri, kini ia mengharapkan...