77.SHDC »« Hah?

195 14 4
                                    

Assalamualaikum semuanya

Jangan lupa tinggalkan jejak sebelum membaca

Jangan heran jika ada typo,
silahkan tinggalkan jejak berupa krisar/kekesalan di komentar atau di dm akan di terima kok hehe.

Beberapa hari ini, Ratih tinggal bersama keluarganya, berbagai cara Lidiya lakukan agar Ratih tidak betah di rumahnya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Beberapa hari ini, Ratih tinggal bersama keluarganya, berbagai cara Lidiya lakukan agar Ratih tidak betah di rumahnya.

Suasana rumah itu berubah sejak kedatangan Ratih beberapa hari yang lalu. Namun, yang paling mencolok adalah bagaimana Lidiya, ibu Ratih, dengan sengaja menciptakan jarak yang jelas. Setiap langkah yang diambil Ratih terjadi dengan rintangan yang sengaja dilet.

Lidiya sibuk dengan rutinitasnya, menjalankan pekerjaan rumah tangga dengan intensitas yang meningkat. Seakan tidak ingin bersentuhan langsung dengan Ratih, ia menciptakan kesibukan yang membatasi interaksi di antara mereka.

Dua insan wanita, sedang duduk di tepi tempat tidur. "Katakan Mama, sampai kapan ini berlanjut?" bisiknya.

"Sampai rencana kita berhasil," jawabnya.

"Kapan Mama? Mama payah sekali, mau menunggu dia tanda tangan sendiri? Tanpa paksa? Itu tidak akan terjadi, dia itu licik, !Mama mau semuanya itu, di beri cuma-cuma bahkan dia juga bisa saja memberikan semuanya ke panti asuhan tanpa berpikir panjang!"

"Tapi bagaimana caranya sayang? Mama harus lakukan ini," ucap Jasmine.

"Mama percaya sama aku? Jika Mama percaya, aku punya rencana yang bagus, hasilnya ku pastikan dia mau mendatangi itu semua!"

"Ide mu pasti gila Lidiya, Mama tidak mau dia kenapa-kenapa," bantah Jasmine.

"Mama sayang sama dia? Mama takut sekali dia kenapa-kenapa?!"

"Mau sebodoh apa pun dia, mau sekampung apa dia, dia tetap anak Mama sayang," jawab Jasmine.

"Cih ... Aku hanya anak Mama satu-satunya setuju apa tidak, aku akan melakukannya. Aku tidak rela semuanya milik dia dan memberikannya ke anak jalanan secara percuma, cih menjijikan, Papa yang kerja keras dia yang merasakannya? Tidak sudi!" Lidiya menghentakkan kakinya itu keluar dari kamar ibunya dengan wajah yang kesal.

"Bagaimana pun dia anak pertama Mama sayang, walau saat itu tubuh Mama hancur karena melahirkannya secara normal, karir Mama hancur, tapi dia anak pertama," lirih Jasmine.

Lidiya menuruni tangga dengan hentakan kaki yang begitu terdengar nyaring di ruangan tersebut.

Ratih membawa secangkir teh, tersenyum lebar saat melihat Lidiya. "Lidiya, sayang. Mau ke mana? Baru saja aku akan membawa teh hangat ini untukmu," ucap Ratih.

"Cih ... Wanita menyebalkan setelah Mama, minggir!"

Lidiya menyenggol Ratih, sehingga cangkir itu mengenai pakaian Ratih. "Ahh...,"

Secercah Harapan Dan Cinta Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang