17.SHDC »« kelas

245 49 3
                                    

Assalamualaikum

Jangan lupa tinggalkan jejak sebelum membaca

Ada typo koreksi ya

Matahari mulai menyinari bumi, memasuki sela-sela jendela

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Matahari mulai menyinari bumi, memasuki sela-sela jendela.

Seorang wanita memakai gamis berwarna hitam dengan kerudung berwarna silver yang tengah asik membaca Al Qur'anya itu.

Surat Al mulk kini ia baca dengan fasih, dengan suara merdunya itu.

Tok ... Tok

Ratih mulai memberhentikan bacaanya dengan menutupnya dengan bacaan sodakallah.

Ratih mulai menaruh Al Qur'an itu di atas lemari yang tinggi mulai melangkahkan kaki menuju pintu untuk membukanya.

Seorang wanita memakai kacamata hitam, dengan celana panjang dengan jaket itu mulai menatap Ratih dengan sorotan mata yang tajam.

"Heh bagaimana, apa keputusanmu?" Tanya wanita tersebut.

"Mbak, Jasmine ini baru saja pagi. Kenapa terburu-buru seperti ini? Aku sudah mengatakan 24 jam atau 48 jam," ucap Ratih.

"Kamu ini di kasih perkerjaan malah seperti ini," kesalnya.

"Oh ya Mbak, jika menamu itu alangkah baiknya mengucapkan salam."

"Jangan mengaturku! Maksudku jangan berani-berani mengaturku jika tawaranku saja belum kau penuhi!" Teriaknya.

Ratih terdiam dengan suara Jasmine yang begitu menggema di telinganya itu.

Ia mencoba membayangkan akan sesuatu. "Jika aku bersama kedua orang tuaku, apakah aku akan di teriaki seperti ini? Ini rasanya di teriaki oleh orang yang lebih tua," batin Ratih.

"Kayaknya aku terlalu keras dengannya, tapi may bagaimana lagi aku berbicara memang seperti ini," batin Jasmine.

Lamunan Ratih kini pudar ketika ia menutup matanya lalu ia tersenyum. "Mbak, aku ada urusan. Sudah tidak ada lagi yang mau di bicara kan bukan? Saya izin pergi dulu. Permisi assalamualaikum."

"Waalaikumussalam."

"Dia itu lembut, tutur katanya aku akan mengendalikan dia dengan kepentinganku sendiri," ucap Jasmine pergi juga.

Ratih mulai pergi menyiapkan kelasnya itu dengan bahagia. Ia mulai menyapu kelas dan menyusun meja persegi panjang itu dengan rapi.

Mempersiapkan papan tulis, serta spidol dan penghapus, ia mulai berjalan menatap sekeliling yang tidak kunjung ada yang menghampirinya.

Ratih mulai gelisah nantinya berdetak dengan sangat kencang ia juga mulai menutup matanya sembari menyebutkan nama Allah SWT.

Dalam hitungan menit kemudian suara Ibu-ibu mulai mengusik telinga Ratih membuatnya membuka matanya menatap ibu-ibu yang berdatangan membawa anaknya dengan pakaian rapi membawa tas kecil.

Secercah Harapan Dan Cinta Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang