34.SHDC »« Kesalah pahaman

169 31 5
                                    


assalamualaikum silahkan yang ingin memberikan komen/kritikan di kolom komentar ya makasih dan jangan lupa votenya

assalamualaikum silahkan yang ingin memberikan komen/kritikan di kolom komentar ya makasih dan jangan lupa votenya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

   Di tepi tempat tidurnya kini ia duduk menatap buku kosong dengan sorotan mata yang begitu sedu. "Apa dia bersama Gus Ikhsan? Tentulah Ratih, seorang suami istri pasti bersama apa lagi jika seorang suami pergi ke luar kota istri di anjurkan untuk ikut, haa ... Rasanya ingin bertemu dengannya walau pun hanya sebentar saja tapi sadar Ratih dia suami sahabatmu tidak baik memendam rasa dengan lelaki sahabat mu sendiri," batin Ratih.

  Alena menatap Ratih sejak dari tadi dengan wajah heran. "ini sebenarnya mereka marahan atau bagaimana? Mana ada sahabat yang dingin seperti itu, jika tidak ada merasa kesal, atau marah sekali begitu. Ucapannya begitu menusuk di hati jika aku jadi Ratih haa ... Rasanya ingin mengeluarkan kata-kata mutiara sepanas bara api," batin Alena.

Ratih mulai membuka lembaran baru di buku menatap foto yang terselip di dalamnya, foto wisuda dirinya. "Haa ... Rasanya aku baru kemarin wisuda kenapa sekarang pikiranku semakin banyak melebih aku di pondok," ucap Ratih.

    Alena mulai menghampiri Ratih dengan menggenggam susu kotak, Alena memberikan kepada Ratih. "Ratih, maafkan aku ya. Aku tidak bermaksud berbicara seperti itu padamu aku terlalu kesal melihat wajah yang dingin dan ucapan yang menusuk hati itu," jelas Alena.

Ratih tersenyum. "Tidak apa-apa Alena, ada yang mengucapkan sesuatu hal yang tidak kita sukai, apa lagi dengan sikap yang dingin atau wajahnya dingin. Kita kan tidak tahu apa yang terjadi dalam hidupnya apa lagi aku baru ketemu dengannya tidak tahu apa-apa bagaimana kondisinya, moodnya baik apa tidak mungkin saja saat dia bertemu ku ada masalah yang membuatnya mood hancur," jelas Ratih.

"Haaa ya ... Kau terlalu positif thinking, ambillah ini. Aku tidak tahu apa yang kalian bicarakan tadi aku juga tidak mau ikut campur tapi alangkah baiknya jangan mempercayai seseorang begitu saja walau pun sahabat dari lama bisa saja orang berubah."

Ratih mengambil susu kotak itu. "Orang bisa berubah kapan saja jika Allah menghendakinya entah ke lebih baik atau sebaliknya tapi jika itu merasa tidak baik bukan meninggalkan melainkan bimbing dia kembali ke jalan lurus," jawab Ratih.

"Hidup bukan sesimpel itu Ratih, tapi tidak ada salahnya untuk mencoba aku khawatir orang sebaik dan sepolos kamu ternodai dan di manfaatkan oleh manusia licik."

"Semua permasalahan itu akan ada hikmahnya, apa lagi soal pelajaran pasti ada pelajaran bisa di ambil baik maupun buruk hemm dia sudah bersuami, suaminya begitu baik dan dia juga bisa membimbing orang lain saja dia bisa apa lagi seorang istri yang di cintai."

   Alena dan Ratih mulai meminum susu kotak. "Apa benar suami istri itu memiliki sikap yang sama?"

"Mungkin dalam pemikiran satu server entah dari mananya percayalah, suami istri itu memiliki kekurangan jadi tugas saling melengkapi bukan menghakimi, jika istri keras kepala maka suami ahrus mengerti dan buat istri menjadi mengerti jika itu hal yang buruk dia harus luruskan," jawab Ratih.

Secercah Harapan Dan Cinta Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang