Assalamualaikum
Ada typo? Ingin memberikan saran silahkan tinggalan jejak.
Hari libur Ratih adalah hari Jum'at ia pergi ke rumah Pak Akhsan untuk membereskan rumah dan sekedar menemani istri Pak Akhsan.
Kini ia menyajikan berbagai makanan dengan porsi yang banyak, memasak sayur sop, rendang, tempe goreng, sambal, serta ikan goreng.
Ia mulai membereskan pakaian bannya dan melepas celemek menaruhnya di tempat semula, mencuci tangannya.
Dapur sederhana dan nyaman adalah kata yang tepat ketika melihat dapur tersebut.
Kini waktu menunjukkan jam setengah dua belas siang, para lelaki mulai berdatangan untuk menunaikan solat Jum'at.
Ratih duduk di dapur menatap hidangan makanan yang sudah tersaji itu. "Alhamdulillah sudah selesai masaknya," ucap Ratih.
Istri Pak Akhsan bernama Ibu Tiana, Tiana mulai duduk sembari menatap suaminya sedang mengaji di ruang keluarga. Kini senyuman Ratih mulai terlihat ketika melihat kebahagian seseorang sudah berumah tangga.
"Masya Allah, indah sekali melihatnya. Kehidupannya begitu bahagia, apakah aku akan melihat kedua orang tuaku bahagia seperti itu? Aku sudah lelah mencari keberadaan yang tidak tahu arah seperti ini, aku hanya bisa berdoa untuk mereka. Aku sangat menyerah menafri ke dua orang tuaku. Aku hanya ingin hidup bahagia di sini tanpa ada beban cinta, beban pikiran orang tua akan tapi jika kehidupanku terus seperti ini aku tidak akan bisa maju, karena stuk di sini, aku harus keluar dari zona nyaman ini setelah sekolah ini berhasil ku bangun dan menemukan orang yang bisa mengambil alih tanggung jawabku."
Kini Ratih mulai duduk dengan menatap tudung saji. Ia mulai memegang tangannya sendiri sembari terdiam. "Aku harus menyusun bagaimana kehidupanku di masa depan nanti. Ya Allah kenapa rasa rindu ini selalu datang dalam kehidupanku? Apa aku harus menemuinya? Haa tidak-tidak," ucap Ratih.
"Menemui siapa Nak?" Tanya Ibu Tiana menatap Ratih.
Ratih terkejut dengan menatap Ibu Tiana. "Jika orang rindu itu wajar sayang, coba temui dirinya saja dan lihatlah dia walau pun sebentar saja," ucap Ibu Tiana.
"Tidak Ibu, jika seperti itu. Hati ini akan luluh kembali dan ingin bertemu dengannya terus menerus," ucap Ratih.
"Memang alasan kamu tidak bisa menemuinya kenapa?" Tanya Ibu Tiana.
"Tidak mungkin menemui, tunangan orang lain. Biarkan aku terbiasa dengan kehidupanku sekarang, biar waktu menjawab kapan aku bisa melepas rinduku dengan Kak Raihan dan Gus Ikhsan," batin Ratih.
"Nanti siang anak Ibu akan pulang dari Kairo, sayang. Kamu mau menyambutnya?" tanya Ibu Tiana.
"Anak? Di foto wisuda itu Ibu?" Tanya Ratih.
KAMU SEDANG MEMBACA
Secercah Harapan Dan Cinta
RomanceINI CERITA LANJUTAN DARI TANGISAN SANTRIWATI INI ADALAH SEASON 2 DARI STORY TERSEBUT. PASTIKAN KALIAN SUDAH MEMBACA STORY TANGISAN SANTRIWATI 1. Setelah Ratih keluar dari pondok pesantren yang membuatnya dididik untuk mandiri, kini ia mengharapkan...