Assalamualaikum
Jangan lupa tinggalkan jejaknya ya, berupa vote dan komentarnya.
Menemukan typo? Bilang ya makasih 🙂🙏🏻
Kota Jakarta tidak pernah terlintas untuk mendatangi kota tersebut, mobil terhenti ketika sampai di parkiran. Gus Ikhsan turun dan Ratih turun menatap sekeliling dengan tatapan yang kagum. "Kita refreshing dulu ke Monas," ucap Gus Ikhsan.Ratih menatap bangunan yang menjulang tinggi itu dari kejauhan dengan senyuman yang manis. "Jalan-jalanlah sekeliling sini dan kembalilah ke sini lagi. Ingat ini kota jangan membantu atau percaya dengan orang semudah itu," jelas Gus Ikhsan.
"Membantu doang tidak boleh?"
"Bukan seperti itu, maksudku. Kadang seseorang memanfaatkan kebaikan orang untuk kejahatannya, ahh tidak-tidak ayo aku akan pergi jalan-jalan bersamamu." Gus Ikhsan berjalan dahulu membuat Ratih Hanga bisa diam mengikuti langkahnya tanpa berbicara.
Ada banyak orang sedang berolahraga pakaian Gus Ikhsan dan menjadi sorotan banyak orang, di setiap langkahan mereka menatapnya dengan tatapan yang bingung. "Gus tunggu," ucap Ratih yang mulai menghampiri Gus Ikhsan dengan jarak satu langkah saja.
"Mereka kenapa melihat kita?"
"Biarkan saja."
"Apa kita berbuat salah?" polos Ratih.
"Tidak ada kita, tidak merasa berbuat kesalahan untuk apa menanggapi orang lain?"
Brugh ...
Seorang wanita memakai pakaian lengan pendek menabrak Ratih membuat dua wanita itu terjatuh merintih kesakitan.
"Sayang hati-hati," ucapnya membantu wanita tersebut. Gus Ikshan membantu Ratih.
"Heh kalau jalan itu lihat-lihat punya mata kan Lo?" Kesal lelaki tersebut dengan outfit kaos pendek dengan celana jeansnya itu menatap Ratih dengan tatapan tajam.
Gus Ikhsan menatap lelaki tersebut sedangkan Ratih berada di belakang Gus Ikhsan dengan wajah yang ketakutan.
"Hay apa kabar?" Perempuan itu menatap lelaki dengan sejuta pertanyaan.
Gus Ikhsan dan Ratih hanya diam tidak menjawab pertanyaan lelaki tersebut. "Sayang kau mengenal mereka?"
"Hem tentu mereka yang memasukkan diriku ke penjara!" Jawabnya lelaki tersebut tersenyum smirk melihat Ratih yang ketakutan.
"Kenapa takut?"
"Eh wanita kampung kau di sini?" Perempuan itu menatap Ratih.
Ya dia adalah Lidiya dan pacarnya bernama Dhoni. "Ayo Ratih kita pergi."
"Aku tidak tertarik dengan wanita cupu sepertinya santai saja!"
Langkahan Gus Ikhsan dan Ratih terhenti mendengar ucapan Dhoni, Gus Ikhsan menoleh ke arah Dhoni dengan tangan yang mengepal.
KAMU SEDANG MEMBACA
Secercah Harapan Dan Cinta
RomanceINI CERITA LANJUTAN DARI TANGISAN SANTRIWATI INI ADALAH SEASON 2 DARI STORY TERSEBUT. PASTIKAN KALIAN SUDAH MEMBACA STORY TANGISAN SANTRIWATI 1. Setelah Ratih keluar dari pondok pesantren yang membuatnya dididik untuk mandiri, kini ia mengharapkan...