9. SHDC«» 19 tahun?

304 57 5
                                    


Assalamualaikum semuanya

Jangan lupa tinggalkan jejak sebelum membaca

Jangan heran jika ada typo bertebaran 😭🙏 tinggalkan jejak ya

    Ratih mulai melirik ke arah Gus Ikhsan. "Gus Ikhsan mau ini?" Tanya perlahan Ratih.

  "Tidak, tidak jadi maaf aku lancang tidak mungkin seorang Gus memakan yang sudah ku makan, di tempat yang sama," ucap Ratih.

"Aku belum menjawabnya, apakah sudah kenyang?" Tanya Gus Ikhsan.

"Ya Gus, akan tapi tidak jangan memakannya. Itu tidak baik," tolak Ratih.

"Mubazir makanan yang tidak boleh, sini," pinta Gus Ikhsan.

   Ratih memberikan kotak berisi takoyaki, Gus Ikhsan tidak berhentinya menguyah dan tidak  sama sekali mengeluh kenyang.

"Hemm enak ya," puji Gus Ikhsan memakannya.

   "Gus Ikhsan menyukai makanan yang mana?" Tanya Ratih.

"Semuanya, terutama ini aku paling menyukainya," jawab Gus Ikhsan.

"Mau lagi? Akan ku belikan," ucap Ratih.

"Tidak, apakah kamu mau membuatku menjadi gendut hemm? GTI, akan berkurang," tandas Gus Ikhsan.

  Ratih terkekeh pelan dengan ucapan Gus Ikhsan. "Ya, Ratih kenapa berikan takoyaki kepada dia, kenapa tidak kepadaku?" Sambar Naina yang datang merengek kepada Ratih.

"Itu rasa udang Mbak Naina, Mbak kan alergi seafood sedangkan Gus Ikhsan menyukai seafood jadinya aku memberikannya dan dia mau," jawab Ratih.

    Gus Ikhsan dan Naina membulatkan matanya dengan sempurna mendengar ucapan Ratih. "Tahu dari mana?" Ledek Naina.

"Emm tahu dari--"

"Haduh aku malu, ahh kenapa aku berbicara seperti itu," batin Ratih.

"Dia tahu karena aku tadi memesan sate baby cumi," sambung Gus Ikhsan.

"Ayoo kita cari masjid atau langsung pulang?" Tanya Habib Raihan.

  "Solat dulu," jawab Gus Ikhsan dan Ratih secara bersamaan.

    Setelah mereka solat di masjid dengan tempat terpisah, lalu setelah sholat selesai mereka melanjutkan perjalanan untuk pulang karena orang tua Gus Faiz akan pamit pulang sedangkan Gus Faiz dan Tiara akan menetap untuk beberapa hari di rumah Tiara.

    Ratih tidak ingin ikut bersama Naina, ia lebih memilih untuk pergi sendiri.

  Keadaan rumah sudah rapi dan bersih, tidak ada lagi namanya keramaian.

Setelah dua hari Ratih kembali ke pondok pesantren, melanjutkan pendidikannya itu.

    Setelah momen dirinya bersama Gus Ikhsan banyak, disidang and main mengerti apa yang baru ia lakukan.

Mengalah itulah hal yang ia lakukan, menutupi rasa cintanya kepada Gus Ikhsan untuk menjalin hubungan yang baik bersama Fania.

     Fania duduk di depan kamar sembari membaca Aku Qur'an, Ratih mulai menghampiri Fania dengan senyuman.

  Ia mulai menutup Al Qur'annya menatap Ratih dengan bahagia. "Ratih, ini susah berbulan-bulan lamanya, akhirnya penantianku selama ini terwujudkan," ucap Fania.

"Kenapa? Baru delapan bulan loh, ada apa ini?" Tanya Ratih.

"Ayahku sudah membicarakan keinginanku kepada Abah Azizi, kamu doakan ya semoga Gus Ikhsan menerima perjodohan ini, kamu tidak cemburu bukan?" Tanya Fania.

Secercah Harapan Dan Cinta Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang