39. SHDC«» Berbagai arah

163 28 6
                                    


Assalamualaikum

Silahkan berikan vote dan komentarnya ya, jika ingin memberikan saran/kritik silahkan dengan senang hati saya menerimanya.

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


  Tapi Ratih hanya mampu berdiri melangkah hanya empat langkah terdapat gelas menatap gelas di hadapannya dengan tatapan kosong.

Ia mulai meraih gelas di meja dan mulai melemparnya.

Prang...

  Haaaa!!

  Teriakan Ratih dan gelas pecah itu membuat Alena membulatkan matanya begitu sempurna dan takut.

"Aku sudah lelah!" Teriak Ratih.

  Penderitaan Ratih yang selama ia pendam kini sudah memuncak, ia meluapkan semua amarahnya,  kekesalannya itu.

  Alena menghampiri Ratih menatap pecahan gelas itu dengan bergumam terus menerus.

   Membuat santriwati menatap Ratih dengan heran. "Ada apa Alena? Apakah dia kerasukan?"

  Air mata Ratih terus mengalir mengambil pecahan gelas itu, Alena menepis tangan Ratih sehingga tidak bisa meraih pecahan beling itu.

"Apa kau gila Ratih? Apa yang kau lakukan?" Tanya Alena dengan kesal.

"Mungkin aku begitu lemah, Alena. Tapi aku juga tidak mungkin membunuh diriku sendiri!" Teriak Ratih yang tahu maksud Alena.

"Lalu kenapa kamu mengambil pecahan itu?"

"Apa salahnya menggoreskan itu sedikit di tanganku? Agar aku bisa merasakan ketenangan?" Ratih berbicara hal itu tanpa sadar.

   Seorang wanita mulai mendekati Ratih dan memapahnya untuk pergi dari kamar, Alena mengikuti Ratih.

  Santriwati hanya bisa diam seribu bahasa menatap Ratih berbeda. "Si pendiam itu kenapa?"

Ratih duduk termenung di ruangan bimbingan konseling, santriwati senior itu mulai memberikan air minum.

   Ratih mulai memegang dadanya begituan sesak. "Ahh sakit," meringis kesakitan.

    Wanita itu memaksa Ratih meminumnya. "Apakah aku sudah lebih baik?"

  Ratih hanya bisa menahan sakit di dadanya itu tidak menjawab pertanyaan dari santriwati itu.

"Kak Yanah, apa yang harus kita lakukan? Membiarkan dia melamun itu tidak baik, dia bisa saja kerasukan," bisik Alena.

Dia adalah Alena ketua asrama pondok pesantren santriwati. "Ajak dia mengobrol aku akan bicara kepada Abi Jef," ucap Yanah beranjak pergi.

  Di sisi lain, Gus Ikhsan sudah sampai di rumah Abi Jef, ia sedang bermain dengan Rayanza dan Habib Raihan.

"Bagaimana mengatakan kepada Ikhsan? Ratih ada di sini, aku sudah melamarnya juga? Perjanjiannya kita berdua melamarnya dan biarkan Ratih yang memilih tapi, bagaimana cara mempertemukan mereka di waktu yang singkat begini?" Batin Habib Raihan.

Secercah Harapan Dan Cinta Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang