Assalamualaikum jika ada typo, mau memberikan saran/masukan silahkan ya di terima dengan senang hati.
Dua hari setelah kejadian itu, kini Ratih merasakan kejadian itu kembali dengan orang yang berbeda atau orang yang sama? Ia pun tidak tahu akan hal itu.Sekarang Ratih jauh lebih banyak tenaga, lelaki itu hampir mencelakai Ratih tapi kali ini Ratih melawannya.
Perkelahian itu berhenti ketika Doni sudah terpapar di lantai. "Sudah ku bilang pergi sebelum aku berbuat kasar! Apa kau tahu apa yang kau lakukan hah? Kau menyakiti Gus Ikhsan di masa lalu dan sekarang kau merusak pemberiannya, aku tidak bisa mendapatkan dan memperbaiki foto dan pemberianya itu!" Teriak Ratih.
Beberapa suster dan satpam datang membawa Doni, sedangkan Ratih duduk di lantai dengan wajah frustasi mengingat foto di bingkai sudah rusak di robek dan bingkai rusak.Terbalut amarahnya karena pemberian orang yang ia anggap penting membuat dirinya menjadi pemberani.
Ia Ratih berpura-pura ketakutan di malam itu dan mengorbankan dirinya untuk masuk ke rumah sakit agar hal ini terjadi.
"Maaf Gus aku gagal menjaga pemberianmu, aku tidak bisa mendapatkannya lagi, memperbaikinya, padahal itu kenangan ku begitu berarti," ucap Ratih suster memapah Ratih untuk duduk di atas tempat tidur.
Ratih meneteskan air matanya itu ia tidak meringis kesakitan ketika dokter memeriahkan luka di tangannya itu dan menaruh infus lagi.
Ratih begitu kecewa kepada dirinya sendiri, amanah yang ia pegang untuk menjaga pemberian Gus Ikhsan gagal.
Azhar hanya menatap Ratih yang menangis sembari mengucapkan maaf dan menyebut nama Gus Ikhsan.
Ia menghampiri Ratih. Sedangkan Suster pergi setelah memasang infus karena Ratih banyak gerak dia melepas infus dengan paksa. "Ratih," ucap Azhar.
Ratih menghapus air matanya itu menatap Azhar. "Aku bingung denganmu Ratih, kamu sebenarnya menyukai siapa? Kau menerima lamaran Kak Raihan tapi hatimu dan cintaku hanya kepada Gus Ikhsan," batin Azhar.
"Ada apa Azhar?" tanya Ratih.
"Siapa Doni?" tanya pelan Azhar.
"Tahu dari mana?" tanya Ratih.
Memberanikan diri untuk bertanya. Azhar duduk di bangku dekat brankar. "Dia yang menculikku dulu, melukai Gus Ikhsan karena saat itu Gus Ikhsan yang menyelamatkanku," jelas Ratih.
"Karena itu kau menggores di tangannya?"
"Itu luka tidak sebanding dengan apa yang ia lakukan, hampir saja dia menusuk Gus Ikhsan saat itu dan dia merusak kehidupan Lidya, dia seperti adikku sendiri. Dia memanfaatkannya dan baru kemarin dia merusak pemberian Gus Ikhsan. Itu kenangan ku begitu berarti!"
KAMU SEDANG MEMBACA
Secercah Harapan Dan Cinta
RomanceINI CERITA LANJUTAN DARI TANGISAN SANTRIWATI INI ADALAH SEASON 2 DARI STORY TERSEBUT. PASTIKAN KALIAN SUDAH MEMBACA STORY TANGISAN SANTRIWATI 1. Setelah Ratih keluar dari pondok pesantren yang membuatnya dididik untuk mandiri, kini ia mengharapkan...