48. SHDC »« Abah Jef

154 21 0
                                    

Assalamualaikum jika ada typo, mau memberikan saran/masukan silahkan ya di terima dengan senang hati.

Maaf membuat kalian tidak nyaman karena penulisan berantakan dan alurnya bikin rumit masih di tahap belajar belum sempurna tapi sebisa mungkin nulis dengan baik

Maaf membuat kalian tidak nyaman karena penulisan berantakan dan alurnya bikin rumit masih di tahap belajar belum sempurna tapi sebisa mungkin nulis dengan baik

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

    Gus Ikhsan memberikan gelas berisi air hangat untuk Abah Jef. "Bagaimana kuliahmu?"

"Sangat menyenangkan," jawab Gus Ikhsan kembali duduk menatap laptopnya itu.

"Abahmu bagaimana?"

"Aku kemarin menelponnya tapi dia tidak menjawabnya, tapi tadi Kak Nabila mengatakan Abah baik-baik saja. Tidak ada masalah sama sekali," ucap Gus Ikhsan.

"Lalu, bagaimana dengan hatimu?"

  Langkahan kaki Ratih yang ingin menuruni tangga terhenti dengan ucapan Abah Jef.

"Kenapa Kakek tampan bertanya seperti itu?"

   "Kenapa Nak, apakah Kakek yang tampan ini. Tidak berhak bertanya?"

"Sebenarnya aku ada hal yang ingin di ucapkan kepada Kakek, tolong hargai keinginanku. Boleh?"

"Apa?"

  Yanah menutup laptopnya menatap Gus Ikhsan. "Hey Kak, pergilah ini urusan lelaki," usir Gus Ikhsan.

  Yanah mengerutkan keningnya itu dan berjalan keluar rumah. "Aku ingin kuliah di Al Azhar, Abah memintaku ke sana dan aku sudah mendapatkan beasiswa walau pun tidak full," ucap Gus Ikhsan.

"Lalu, kuliahmu di sini?"

"Aku ingin mengundurkan diri, Abah sudah sangat terluka Kakek, aku tidak mau menolak lagi. Dia sudah membiarkanku untuk menolak Fania jadi aku akan menuruti keinginannya," ucap Gus Ikhsan.

"Kenapa nak? Kamu meminta kuliah psikolog bukan?"

"Biarkan aku melakukan ini Kakek, aku tidak bisa menolak keinginan Abah."

"Apa kamu menghindari Ratih dan Raihan?"

   Gus Ikhsan terdiam menatap Kakeknya itu. "Butuh waktu untukku Kakek, aku juga harus menempuh pendidikan ku," ucap Gus Ikhsan.

"Ya baiklah, Kakek akan merestuimu," ucap Kakek.

Gus Ikhsan tersenyum mendengar ucapan Kakeknya itu ia beranjak menghampiri Kakek dan memeluknya.

  Abah Jef hanya bisa membalas dengan senyuman tipis. "Mungkin hatiku bahagia mendengar pernikahan kalian, tapi hatiku juga tidak bisa ku bohongi aku terluka juga. Aku membutuhkan waktu untuk memulihkan dirimu dan mengikhlaskan dirimu dengannya, setelah pernikahan kalian maka aku akan pergi dari sini," batin Gus Ikhsan.
  
"Lalu kamu?"

  Dering ...

"Ya Assalamualaikum Abah ada apa?" Gus Ikhsan mengangkat telpon itu dengan cepat.

"Apa benar kamu akan kuliah di Mesir?"

Secercah Harapan Dan Cinta Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang