46.SHDC »« Pilihan?

172 23 0
                                    

Assalamualaikum jika ada typo, mau memberikan saran/masukan silahkan ya di terima dengan senang hati.

Maaf membuat kalian tidak nyaman karena penulisan berantakan dan alurnya bikin rumit masih di tahap belajar belum sempurna tapi sebisa mungkin nulis dengan baik 🙏

Maaf membuat kalian tidak nyaman karena penulisan berantakan dan alurnya bikin rumit masih di tahap belajar belum sempurna tapi sebisa mungkin nulis dengan baik 🙏

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Alena mulai tersenyum melihat kedatangan seorang lelaki memakai sarung hitam dan jaket hitam berjalan menuju ke arah Ratih dan Alena.

"Dia datang, bicaralah. Aku akan di sini memakai headset agar tidak Mendagri percakapan kalian," ucap Alena.

    "Assalamualaikum, Alena," sapa Raihan.

  "Waalaikumussalam, Kak dia memakai headset," jawab Ratih.

Alena duduk memainkan ponselnya itu sembari menahan air matanya itu.

"Ada apa kak?" Tanya Ratih.

  Raihan mendudukkan kepalanya itu. Berjarak dua langkah saja.

"Aku besok berangkat ke pondok," ucap Raihan.

"Kak, apakah kakak. Akan menungguku sampai aku pulih?" Tanya Ratih dengan ragu.

"Hah?"

"Aku masih di sini untuk kontrol dua Minggu ke depan, jika aku bisa melawan itu mungkin aku bisa pulih dengan cepat. Tapi rasanya sedikit kesulitan," ucap Ratih.

Raihan tidak mengerti apa yang di ucapkan oleh Ratih. "Ini, alamatku tempat tinggalku. Jika aku sudah sembuh dan aku sudah tidak di sini cari aku di sini ya, alamat lengkap dan tempatnya sedikit terpencil tapi di sana sangat nyaman."

"Kamu memberikan alamat kepadaku? Kenapa, tidak ke Ikhsan saja?"

"Kenapa, ada apa dengannya? Dia memang lelaki yang baik tapi hatiku lebih memilih Kak Raihan, aku akan mengatakan jawaban kepada Gus Ikhsan dan menjelaskannya jika dia mengusirku aku tidak masalah," ucap Ratih.

   Raihan terdiam karena tidak mengerti apa yang di ucapkan oleh Ratih. "Kak Raihan, aku menerima lamaranmu, tapi kenapa raut wajah kak Raihan bingung?"

Raihan membulatkan matanya itu mengapa Ratih sedangkan Ratih menatap tempat lain. "Benarkah?"

"Kak Raihan mau jawaban benar apa tidak?"

"Tidak, Ratih aku menyadari suatu hal di sini, aku tidak pantas denganmu. Aku ke sini karena ingin bicarakan lamaran itu dan memintamu untuk menjawab lamaran Ikhsan iya," jelas Raihan.

"Hah?"

"Dia lebih banyak menghabiskan waktunya denganmu, dia lebih baik di bandingkan diriku. Lebih baik kamu memilihnya jangan menyakiti hatinya," ucap Raihan.

   "Kak Raihan menarik lamaran itu? Kenapa di saat aku mulai menyukai kak Raihan, Kakak seperti ini?"

    "Maafkan aku Ratih, perasaan adikku jauh lebih penting," ucap Raihan.

Secercah Harapan Dan Cinta Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang