Assalamualaikum semuanya
Jika ada typo komen ya, silahkan jika ingin beri saran atau kritikan silahkan berkomentar
Ke esoknya harinya, Ratih di periksa dengan dokter di kampung sebelah. Kini di depan kamar Ummi Azhar begitu gelisah mondar mandir ke sana kemari dengan ketakutan yang berlebihan.
Sedangkan Azhar dan Abah tidak berani untuk berdiri di depan kamar Ummi karena Ratih adalah seorang wanita yang harus di jaga setiap aurat dan harga dirinya itu.
Dokter membuka pintu lalu menutupnya kembali. Lalu duduk di ruang tamu. Kini Azhar dan Abah duduk juga di ruang tamu.
"Ia kehilangan banyak darah, sedangkan alat-alat di rumah saya sangat sedikit tidak lengkap. Jadi ke rumah sakitlah untuk memeriksa lebih lanjut lagi dan saya hanya bisa memberikan perban agar darahnya tidak sebanyak tadi," ujarnya.
Azhar segera memanaskan mobil Abahnya itu, sedangkan Abah mulai mengendong Ratih ke mobil, Ummi sudah duduk di belakang agar Ratih bersandar kepadanya. "Azhar nak, urus dokter pembayarannya ya kita pergi dulu," ucap Ummi.
Abah melajukan mobilnya sedangkan Azhar kembali memasuki rumah dan membayar jasa dokter tersebut. "Maaf ya Mas Azhar, saya dokter rumahan yang hanya bisa memeriksa keadaan anak-anak panas, gatal-gatal dan penyakit umum saja."
Azhar hanya menganggukkan kepalanya. "Oh ya Nak, tolong lihatlah tempat kejadian itu, di tangan wanita itu ada sayatan benda tajam di tangan dan betisnya," ujarnya.
"Ha? Sayatan benda tajam? Apa itu bukan goresan sesuatu dok?"
"Sepertinya pisau, apakah dia sedang dalam keadaan buruk, hati atau pikirannya sehingga ingin bunuh diri?"
"Di mana letak tangan yang terkena sayatan?"
"Di telapak tangan yang ingin mengarah ke nadi sepertinya sengaja melebar seperti itu agar darahnya keluar dengan cepat," ujarnya.
"Jika benar itu ingin bunuh diri lalu kenapa tidak langsung ke nadinya saja kenapa tidak langsung ke leher saja? Lalu kenapa dia di kamar mandi?" tanya Azhar dengan suara yang kecil.
Dokter hanya terdiam. "Nak, aku permisi dulu ya pasienku yang lain pasti menunggu, assalamualaikum," ucap Dokter tersenyum lalu berjalan keluar rumah Azhar.
Azhar duduk dengan wajah yang bingung. "Satu Minggu lagi Ratih akan ke Jakarta, apa aku harus memberitahu kejadian ini kepada Raihan? Atau Ikhsan? Atau tidak keduanya, ini tidak sangat genting sekali jadi aku tidak usah memberitahunya, aku harus selidiki ini," ujarnya berlalu pergi ke tempat kejadian.
Azhar melihat pintu kamar Ratih yang terbuka ia memasuki kamar tersebut dengan hati-hati. Tidak ada kejadian aneh sama sekali.
Melihat setiap inci kamar itu tidak ada yang berbeda. "Selimut seperti itu wajar bukan? Karena dia ingin keluar kamar selimut berantakan itu wajar, lemari tidak terbuka dan lampu menyala dengan baik. Tidak ada apa-apa di lantai," ucapnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Secercah Harapan Dan Cinta
RomanceINI CERITA LANJUTAN DARI TANGISAN SANTRIWATI INI ADALAH SEASON 2 DARI STORY TERSEBUT. PASTIKAN KALIAN SUDAH MEMBACA STORY TANGISAN SANTRIWATI 1. Setelah Ratih keluar dari pondok pesantren yang membuatnya dididik untuk mandiri, kini ia mengharapkan...