Assalamualaikum akhirnya update
Jangan lupa tinggalkan jejak
Ada typo? Koreksi ya
Ratih mulai berbicara pendapatnya itu untuk meminta izin kepada Pak Akhsin.
"Pak tidak ada yang daftar, jadi bagaimana jika kita buat dua poster dan menjelaskan visi dan misi secara langsung agar mereka juga tertarik?" Tanya Ratih.
"Itu bagus Nak, butuh modal berapa?" Tanya Pak Akhsan.
"Tidak Pak, Bapak membuatkan kelas seperti ini saja sudah mengeluarkan banyak uang Pak, papan tulis, meja belajar, kertas sedangkan saya hanya bisa berdiam diri."
"Kamu yang akan mengajar dan cari murid itu berarti kamu bukan diam diri saja, silahkan Nak saya percaya padamu," ucapnya.
Pak Akhsin mulai pergi sedangkan Ratih mulai membereskan barang-barangnya itu lalu pergi untuk memfoto copy hasilnya itu.
Ratih mulai mengetuk pintu satu persatu sembari menjelaskan visi dan misinya itu, setiap orang memiliki sifat berbeda dan menanggapi apa yang Ratih sampaikan dengan berbagai perasaan, ada yang senang bahkan tidak menyukainya.
Ratih tidak bisa memaksa kehendaknya jika ia di tolak banyak orang, hanya bisa tersenyum dan pergi ke tempat lain.
Kini sudah ada orang yang mmepercayainya lebih dari sepuluh orang, tepatnya di angkat tiga belas orang yang mempercayainya.
Tidak akan pernah menyia-nyiakan kesempatan orang yang sudah mempercayainya itu, ia mulai berusaha semaksimal mungkin membangun sekolah agama di lingkungan yang terpencil itu.
Di sisi lain
Seorang lelaki memakai jas hitam memakai sarung hitam, duduk di dalam mobil sembari menatap jam tangannya itu.
Jantungnya mulai berdetak dengan sangat kencang menghembuskan nafasnya begitu berat, tatapan matanya mulai kosong ketika melihat rumah di depannya tanpa berkutik untuk turun dari mobil.
"Mas ini sudah sampai," ucap seorang lelaki yang ada di depannya.
Dia adalah Gus Ikhsan, ia mulai mengedipkan matanya itu lalu, ia mulai turun menatap kopernya sudah di keluarkan dari mobil.
Kini ia mulai berjalan dengan perlahan, mengumpulkan nafas untuk menghadapi Ayahnya itu.
Tok ... tok
Gus Ikhsan mengetuk pintu sembari menundukkan kepalanya itu, dengan wajah yang datar.
Seorang lelaki mulai membuka pintu dengan wajah yang dingin, berpakaian rapi, mengunakan sarung putih dengan kemeja putih.
KAMU SEDANG MEMBACA
Secercah Harapan Dan Cinta
RomanceINI CERITA LANJUTAN DARI TANGISAN SANTRIWATI INI ADALAH SEASON 2 DARI STORY TERSEBUT. PASTIKAN KALIAN SUDAH MEMBACA STORY TANGISAN SANTRIWATI 1. Setelah Ratih keluar dari pondok pesantren yang membuatnya dididik untuk mandiri, kini ia mengharapkan...