57.SHDC«» Siapa?

145 20 0
                                    

Assalamualaikum

Jangan lupa tinggalkan jejak berupa vote dan komentarnya ya mau beri saran/kritikan silahkan



   Sesampainya di kamar ia begitu terkejut menatap lemari yang sudah bernoda warna merah, membulatkan matanya begitu sempurna dan mencolek sedikit ke tangannya itu dan menciumnya.

"Ini darah, tapi darah apa?" Lirih Ratih yang menatap sekeliling dengan heran.

"Tidak ada hewan yang meninggal? Lalu ini darah apa?"

  Ratih mengambil tisu untuk membuang bekas darah tersebut, lalu memercikkan air mengalir untuk membersihkan sisanya.

    Setelah selesai ia beranjak ke tempat belajar yang kecil itu, ia membuka kitab dan mengambil buku tulis. "Kok basah ya," ucap Ratih yang berdiri dari tempat duduknya memegang pakaian belakangnya itu benar saja ada darah di tangannya itu.

"Aku haid? Apakah ini benar?" Ratih ke kamar mandi untuk mengchek ya tapi ternyata dia tidak haid.

Ia kembali ke kamar membersihkan darah di tempat duduknya itu. "Hemm kenapa kamar ini bau amis sekali? Tadi aku tidak merasa bau amis seperti ini," gumam Ratih.

   "Salahmu Ratih, tidak lihat-lihat dulu jika duduk." Ratih mengambil parfum yang hampir habis untuk menyemprotkan di kamarnya itu.

"Tidak, jangan dulu aku harus tahu dulu darah mana lagi?" Ratih mulai mencari setiap tempat benar saja di tiga titik sekaligus ada darah yang lumayan banyak.

  Ratih membersihkan dengan wajah yang bingung. "Kenapa banyak darah begini?"

"Darah apa sebenarnya?"

"Rizkiya? Fania? Apakah mereka mengeluarkan darah karena sesuatu penyakit? Jika benar, wajah mereka akan terlihat tidak baik-baik saja, pucat."

   Setelah cukup lama ia membersihkan darah ia menyemprotkan parfum di berbagai titik lalu ia berbaring karena lelah.

"Ahh hatiku sakit lagi, penyakitku semakin lama semakin sakit karena aku tidak mengonsumsi obat lagi selama satu tahun ini, semakin parah pastinya apa lagi sekarang aku mudah lelah dan dadaku merasa sesak," gumam Ratih.

  Ratih tiba-tiba bersin berulang kali ia menggaruk ke setiap inci tubuhnya itu ia berdiri membuka selimut ada berbagai bulu di kasur tersebut.

   Ratih bersin kembali, membulatkan matanya begitu sempurna menatap bulu yang begitu banyak.

"Ahh aku gatal," keluhnya menggaruk dengan kesal.

Ratih membersihkan tempat tidurnya dengan menganti seprai juga, ia berjalan ke kamar mandi untuk mandi

  Ia menatap sekeliling kamarnya dengan tatapan yang aneh. "Ada apa dengan kamarku? Seakan-akan ada yang sengaja melakukan ini, makhluk astral? Kenapa baru muncul sekarang ke mana ia pergi selama ini? Karena aku sudah lama di sini," gumam Ratih.

Secercah Harapan Dan Cinta Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang