Assalamualaikum
Jangan lupa tinggalkan jejak berupa vote, komentarnya ya. Kalau mau beri saran/krisar silahkan
Ratih sudah mulai membaik, ia tinggal di rumahnya lagi bersama anak-anak, Gus Ikhsan yang menginap satu hari memastikan kehidupan Ratih di tempat tersebut.
Ratih duduk dengan anak-anak yang sedang memakan makanan di halaman masjid kecil. "Kak Ratih, kakak ingin pergi benar ya?"
Ratih menganggukkan kepalanya itu. "Apakah kakak, akan ke sini lagi?"
"Hemm kakak akan usahakan itu," jawab Ratih.
Seorang lelaki menyatukan tangannya di dadanya itu memasukkan tangannya di cela dadanya menatap Ratih yang mengobrol.
Seorang wanita menghampiri Gus Ikhsan dengan senyuman manis. "Assalamualaikum," ucapnya.
Gus Ikhsan menoleh menatap sumber suara tersebut. "Waalaikumussalam, Fania kamu ke sini untuk apa?"
"Aku di minta Ratih ke sini, bagaimana kabarmu? Terakhir kita bertemu kurang baik, maafkan aku--"
Gus Ikhsan terdiam melirik ke arah Ratih yang sudah tidak ada di tempat. "Ada apa Gus?"
"Ratih memilih Mas Raihan, apakah aku harus membuka hatiku untuk wanita di hadapanku? Tapi mengapa hati ini begitu sulit?" Batin Gus Ikhsan.
"Apakah kamu tidak mau memaafkan aku?"
"Bukankah, kamu bilang ke sini untuk menemui Ratih, mengapa kamu mengobrol denganku?"
"Lelaki keras kepala ini, mengapa dia sulit di taklukan? Malah berbicara seperti itu?" Batin Fania.
Ratih terdiam menatap Gus Ikhsan dan Fania berbicara. "Gus, aku juga membawakan mu sesuatu," ucap Fania yang mengalihkan pembicaraan.
Fania membawa keranjang buah dan sebuah kotak makanan. Semua orang mulai memasuki Masjid karena ada satu orang membawa kardus berisi makanan.
Gus Ikhsan menatap lelaki menaruh kardus tersebut. "Siapa dia?"
"Dia suruhanku, aku membawa banyak makanan dan alat tulis," sahut Fania.
"Ahh, begitu, tapi kemarin baru saja aku memanaskan banyak makanan, bahkan alat tulis," gumam Gus Ikhsan.
"Apakah aku tidak salah, dengan keputusanku? Fania sudah mulai berubah, aku harus berbicara kepada Gus Ikhsan," ucap Ratih menghampiri anak-anak yang mengerumuni kardus berisi makanan.
"Makasih Pak, sudah membawakan ini," ucap Ratih.
Lelaki tersebut menganggukkan kepalanya lalu pergi. Fania menghampiri Ratih dan memeluknya. "Apakah kamu menyukainya?"
KAMU SEDANG MEMBACA
Secercah Harapan Dan Cinta
RomantikINI CERITA LANJUTAN DARI TANGISAN SANTRIWATI INI ADALAH SEASON 2 DARI STORY TERSEBUT. PASTIKAN KALIAN SUDAH MEMBACA STORY TANGISAN SANTRIWATI 1. Setelah Ratih keluar dari pondok pesantren yang membuatnya dididik untuk mandiri, kini ia mengharapkan...