41.SHDC«» Mundur?

180 29 0
                                    


Assalamualaikum jika ada typo, mau memberikan saran/masukan silahkan ya di terima dengan senang hati.

Maaf membuat kalian tidak nyaman karena penulisan berantakan dan alurnya bikin rumit masih di tahap belajar belum sempurna tapi sebisa mungkin nulis dengan baik 🙏

Maaf membuat kalian tidak nyaman karena penulisan berantakan dan alurnya bikin rumit masih di tahap belajar belum sempurna tapi sebisa mungkin nulis dengan baik 🙏

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


"Dari? Apa tidak salah Ray?"

    Kak Nabila mulai menghampiri Ratih dan anaknya itu. "Ya Allah, aku mempunyai adik kenapa seperti ini semua, lihatlah anakku di kotori dengan ucapan mereka yang jahil lihat anak ini mengiyakan ucapan mereka," lirih Kak Nabila.

   Ratih terkejut melihat Kak Nabila, ia mulai berdiri dan menundukkan kepalanya itu ia mulai meraih tangan kakak Gus Ikhsan itu setelah salim Nabila mulai mengalihkan kesedihan Ratih dengan cara berbicara hal lain.

"Ratih, apa yang Anakku katakan?" Tanya Nabila yang berusaha menghibur Ratih juga.

"Dia sangat pintar Kak, kenapa terlihat kesal begitu? Jika ia sudah besar pasti mengerti semuanya," ucap Ratih.

"Ya, Ray. Sayang kenapa masih bermain boneka?" Nabila berjongkok menatap anaknya dengan tatapan sendu.

  "Lalu bermain apa?" Polos Rayanza.

   Ratih berjongkok juga menatap Rayanza. "Hemm manis sekali kamu ya, lihatlah itu kenapa tidak bermain itu?" Tanya Ratih menujukkan sebuah kotak berisi mainan mobil-mobillan.

"Ha ya," ucap Kak Nabila.

"Kak Ikhsan tidak mengajakku bermain itu," jawab Rayanza.

"Ya, kenapa kamu jadi panas seperti ini hem? Saking panasnya kamu bisa menyalakan api," sambung Gus Ikhsan.

    Semua orang berjalan ke ruang tengah, bahkan Yanah sudah menyiapkan makanan dengan membawa nampan.

   "Lihatlah Kak Nabila, aku sudah menjelaskan ini kepada Ikhsan untuk mengajaknya bermain itu, tapi dia masih mengajak Ray untuk bermain boneka, bahkan dia menjahit pakaian boneka," ucap Habib Raihan.

"Mas Raihan, apakah mau menyalakan api unggun di sini? Memperkeruh keadaan," gumam Gus Ikhsan.

  Ratih tersenyum tipis mendengar perdebatan mereka, rasanya ia melupakan semua kejadian yang menyakiti hatinya.

   "Minumlah ini," sambung Yanah.

  Mereka semua duduk, Ratih mulai duduk dengan Kak Nabila. Sedangkan Raihan dan Gus Ikhsan duduk di kursi lain.

"Hemm ini enak Kak," puji Raihan.

"Wahh ada apa ini? Baru kali ini Mas Raihan memuji orang?" Kaget Gus Ikshan menatap kakak itu.

 Raihan yang jarang memuji orang dan selalu dingin kepada orang lain kecuali dengan orang yang ia merasa nyaman.

"Diamlah, apakah aku perlu mengatakan kejadian yang akan membuat Kak Nabila marah?" Bisik Raihan.

Secercah Harapan Dan Cinta Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang